JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin berat dengan adanya tren kenaikan suku bunga, rupiah yang semakin melemah hingga masuk tahun politik.
Merespon hal ini, Kepala OIKN, Bambang Susanto memastikan investasi di IKN tidak terganggu akan hal itu. Ia mengklaim sampai sekarang masih banyak calon investor yang menyatakan berminat berinvestasi di IKN.
OIKN juga telah mengantongi sebanyak 300 surat minat investasi atau Letter of Intent (LoI) untuk pembangunan ibu kota baru itu. Selanjutnya, pada pekan depan OIKN juga akan melakukan groundbreaking tahap dua di IKN dengan tetal investasi Rp 12,5 triliun.
Baca juga: Dua Rumah Sakit Bakal Dibangun di IKN Nusantara
"Saya tidak melihat itu (tahun politik) ada dampaknya, karena memang ini sudah terukur dan meraka (investor) yang sudah ke IKN sudah berproses sejak awal tahun," kata Bambang pada media saat ditemui di Kantor OIKN, di Jakarta, Kamis (29/10/2023).
Kaitannya dengan dampak dari tren kenaikan suku bunga dan pelemahan rupiah kepada investasi di IKN. Pihaknya optimis hal ini justru akan memicu calon investor segera merealisasikan investasinya.
"Mudah-mudahan tidak ya. Dalam kondisi seperti ini makin cepat (realisasi investasi) makin baik buat mereka karena semakin pasti kondisinya," ungkap Bambang.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika semakin melemah. Pada Minggu, 29 Oktober 2023, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tembus nyaris Rp 15.910 per dollar AS.
Baca juga: Progres Pembangunan Istana Presiden di IKN Nusantara Capai 32,9 Persen
Sementara, kenaikan suku bunga acuan itu diumumkan oleh Bank Indonesia pekan lalu berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 sampai 19 Oktober 2023. Rapat tersebut memutuskan untuk menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 6 persen.