JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, sektor jasa keuangan terjaga stabil dalam menghadapi peningkatan ketidakpastian global.
Hal itu ditunjukkan oleh terjaganya permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
Sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global, baik dari yang “High for Longer” suku bunga global maupun juga peningkatan tensi geopolitik.
Baca juga: Atasi Risiko Digitalisasi, OJK Tekankan Pentingnya Kesadaran Literasi Keuangan
“Rapat bulanan RDK yang kami lakukan pada tanggal 25 Oktober minggu lalu, terdapat divergensi atau perbedaan kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di AS pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 tercatat meningkat 4,9 persen, dibanding kuartal I sebesar 4,1 persen,” ungkap Mahendra dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan, Senin (30/10/2023).
Dia mengatakan, di AS pasar tenaga kerja terus membaik, dan inflasi masih konsisten tinggi, yang mendorong peningkatan aksi jual di pasar obligasi AS.
Ini juga dinilai sejalan dengan mengingkatnya suku bunga dari Higer for Longer itu, dan juga peningkatan pasokan obligasi pemerintah AS atau US Treasury untuk membiayai defisit di AS.
Sementara itu risiko geopolitik global semakin meningkat seiring dengan konflik di Gaza antara Israel dan Hamas yang berpotensi mengganggu perekonomian dunia secara signifikan. Terutama jika terjadi eskalasi di Timur Tengah yang lebih luas.
Baca juga: Simak Saran OJK untuk Anak Muda yang Ingin Investasi
Di Eropa kinerja ekonomi diprediksi masih mengalami stagflasi, dan di China pemulihan ekonomi masih belum sesuai dengan harapan dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi, meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan ekonomi global.