Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Melemah, Neraca Dagang RI Diprediksi Tetap Surplus

Kompas.com - 15/11/2023, 05:56 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pelemahan ekspor nasional diproyeksi berlanjut pada Oktober 2023. Namun demikian, kinerja neraca perdagangan diprediksi tetap surplus, seiring dengan impor yang juga terkontraksi.

Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memproyeksi neraca perdagangan RI mencatat surplus sebesar 3,58 miliar dollar AS pada Oktober 2023. Nilai itu lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 3,42 miliar dollar AS.

"Kinerja ekspor dan impor diperkirakan akan terus mengalami kontraksi, dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas," kata dia, dalam keterangannya kepada media, Selasa (14/11/2023).

Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus untuk 41 Bulan Berturut-turut

Josua mengatakan penurunan harga komoditas selaras dengan melambatnya aktivitas global, di tengah bayang-bayang inflasi tinggi yang masih nyata. Imbas perlemahan aktivitas ekonomi, permintaan dan harga terhadap sejumlah komoditas ekspor andalan RI menyusut.

Oleh karenanya, ia memproyeksi kinerja ekspor RI mengalami kontraksi sebesar -16,48 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya sebesar -16,17 persen. Jika dilihat secara bulanan (month to month/mtm), nilai ekspor RI diprediksi terkontraksi -0,51 persen pada Oktober.

Nilai impor juga diprediksi terkontraksi, yakni sebesar -10,77 persen secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar -12,45 persen. Secara bulanan, nilai impor diproyeksi turun -1,54 persen.

Baca juga: Pemerintah Percepat Impor Beras untuk Cadangan Nasional

"PMI Manufaktur Indonesia turun menjadi 51,5, yang mengindikasikan ekspansi aktivitas pabrik selama 26 bulan berturut-turut namun dengan laju yang paling lambat sejak Februari 2023, mencerminkan pertumbuhan pesanan baru yang lebih lemah dan penurunan penjualan," tutur Josua.

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro juga memprediksi, surplus neraca perdagangan berlanjut. Namun, ia menetapkan angka proyeksi surplus yang lebih rendah, yakni sebesar 3,2 miliar dollar AS.

Pria yang akrab disapa Asmo itu mengatakan, nilai ekspor diproyeksi turun -16,69 persen secara tahunan. Sementara secara bulanan, terkontraksi -0,76 persen.

Baca juga: Ekspor Gas Bumi Akan Dihentikan pada 2036

Proyeksi itu dibuat dengan memperhitungkan harga batu bara yang masih melemah baik secara bulanan dan tahunan. Harga komoditas ekspor unggulan lainnya, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) juga berada dalam tren pelemahan.

"Eropa masih mengurangi konsumsi batu bara," kata Asmo.

Adapun nilai impor diproyeksi terkontraksi sebesar -9,28 persen secara tahunan. Secara bulanan, nilai impor diproyeksi meningkat 0,10 persen.

Menurunnya PMI manufaktur menjadi tanda-tanda perlemahan permintaan dalam negeri. Selain itu, harga minyak dunia secara bulanan juga melemah.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kinerja neraca dagang RI periode Oktober 2023 pada Rabu (15/11/2023). Kinerja ekspor dan impor nasional tengah berada dalam tren pelemahan, namun neraca perdagangan sudah mencatatkan surplus 41 bulan beruntun.

Baca juga: Aturan Impor Direvisi, dari Post Border Jadi Border, Apa Artinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com