JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan tanggul laut atau Giant Sea Wall diperkirakan membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Sementara banyak masyarakat yang hidup dengan kualitas rendah akibat naiknya permukaan air laut.
Sebagai informasi, proyek Giant Sea Wall ini merupakan skenario jangka panjang pemerintah untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura Jawa).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, pembangunan Giant Sea Wall di Indonesia kemungkinan akan rampung lebih dari 40 tahun.
Baca juga: Developer Ini Ikut Garap Proyek “Giant Sea Wall” senilai Rp 500 Triliun
Perkiraan ini merujuk pada pembangunan 13 tanggul raksasa di Belanda yang dibangun secara bertahap pada 1953 selama 39 tahun.
"Saya yakin masalah Giant Sea Wall ini mungkin membutuhkan waktu 40 tahun sampai selesai, mungkin lebih. Pengalaman dari Belanda seperti itu 40 tahun," ujarnya saat membuka Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan Giant Sea Wall dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi sebesar Rp 164,1 triliun dengan skema pendanaan melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Adapun proyek ini akan dikerjakan sampai 2040. Apabila laju penurunan tanah atau land subsidence tetap terjadi setelah 2040, maka konsep Tanggul Laut Terbuka akan dimodifikasi menjadi Tanggul Laut Tertutup.
Baca juga: Pemerintah Kaji Ulang Giant Sea Wall