Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: "Food Estate" Bukan Proyek Instan, Butuh Proses

Kompas.com - 23/01/2024, 06:08 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa food estate alias lumbung pangan bukan merupakan program yang langsung jadi. Beberapa proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target.

Hal itu dia ungkapkan untuk merespons pernyataan calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 dan nomor urut 3, Muhaimin dan Mahfud MD yang kompak mengatakan, program food estate gagal.

Food Estate ini sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target. Ini juga bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektar yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian,” ujar Amran dalam siaran persnya dikutip Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Bantah Paslon Lain, Gibran Sebut Ada Food Estate Berhasil di Gunung Mas Kalimantan Tengah

“Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” sambungnya.

Dia pun mencontohkan seperti Food Estate yang berada di Temanggung dan Wonosobo dengan luas lahan yang mencapai 907 hektar telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Kemudian Food Estate yang berada di Kalimantan Tengah berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktifitas 5 ton per hektar. Begitu pula di Sumba Tengah NTT dan Kabupaten Keerom Papua, yang telah mampu panen jagung seluas 500 hektar.

“Food Estate tersebut sudah berhasil panen. Food Estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektar dan singkong seluas 3 hektar. Kita pantau terus lahan tersebut,” ungkapnya.

Mentan mengatakan, sektor pertanian akan selalu menjadi bantalan ekonomi nasional dan mampu menekan inflasi.

Sektor pertanian pernah mencatat mampu menurunkan inflasi hingga 1,26 persen pada tahun 2017, sehingga Badan Pangan Dunia (FAO) memberikan apresiasi, dan bahkan keberhasilan swasembada beras mendapatkan apresiasi yang sangat baik.

Bahkan, Indonesia sudah menghentikan impor bawang merah sejak 2016, dan pada 2017 Indonesia mengekspor bawang merah ke enam negara, salah satunya Thailand.

Begitu pula swasembada beras telah mampu dicapai pada 2018, 2019, dan 2020. Komoditas jagung, telur dan ayam juga swasembada pada tahun 2018.

“Saya ingin mengingatkan bahwa pertanian itu bukan hanya untuk jadi bahan diskusi, namun pertanian itu harus dikerjakan. Turun ke lapangan, dan itu yang kami lakukan di Kementan,” kata dia seperti dilansir Antara.

Baca juga: Bantah Paslon Lain, Gibran Sebut Ada Food Estate Berhasil di Gunung Mas Kalimantan Tengah

Sebelumnya, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengungkapkan, program food estate yang dijalankan pemerintah justru mengabaikan petani Indonesia. "Kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate terbukti mengabaikan petani kita," ujar Muhaimin dalam acara Debat ke-2 Cawapres di Senayan JCC, Minggu (21/1/2024).

Senada dengan pernyataan Muhaimin, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD juga menyebut food estate sebagai program yang gagal.

Pasalnya, program itu terbukti gagal dan merusak lingkungan.

"Kami punya program petani bangga bertani, di laut jaya nelayan sejahtera. Jangan, misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang benar aja, rugi dong kita," kata Mahfud MD.

Baca juga: Mahfud MD Sindir Food Estate: Menanam Singkong, Panennya Jagung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com