JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat dapat mengantisipasi risiko keuangan dengan memiliki dana darurat dan produk asuransi. Besaran dana darurat dapat bervariasi tergantung tahap kehidupan yang sedang dijalani.
Sebagai contoh untuk seorang yang belum menikah, dana darurat dapat dipatok pada kisaran setara pengeluaran tiga hingga enam bulan.
Sementara itu, masyarakat juga dapat memproteksi diri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan tambahan, selain yang telah disediakan tempat kerja.
Baca juga: Di Mana Sebaiknya Menyimpan Dana Darurat agar Tak Dipakai Sembarangan?
Setelah memiliki itu dana darurat dan asuransi, masih penting seseorang memiliki tabungan?
Perencana keuangan dari Pina.id Meitilda Yaung mengungkapkan, seseorang tetap perlu untuk menabung meskipun telah memiliki dana darurat dan asuransi.
"Karena pastinya setiap orang punya tujuan keuangan jangka panjang," kata dia kepada Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Ia menjabarkan, berbagai contoh tujuan keuangan jangka panjang tersebut misalnya adalah persiapan pensiun, menikah, naik haji, membeli rumah, dana pendidikan anak, membangun penghasilan pasif, sampai meninggalkan warisan.
Baca juga: Ingin Capai Tujuan Finansial, Ini Cara Perbesar Tabungan
Meskipun begitu, Meitilda mengungkapkan, memenuhi pengeluaran, dana darurat, dan asuransi merupakan bagian dari fondasi keuangan.
Artinya, masih ada tahapan berikutnya yang perlu dipenuhi untuk memastikan kesejahteraan atau kesuksesan jangka panjang.