Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Menantang Capres: Indonesia Tanpa Pengangguran

Kompas.com - 06/02/2024, 14:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Berdasarkan data situs statistik real-time Worldometers, jumlah penduduk dunia telah menembus 8,08 miliar jiwa pada 25 Januari 2024.

Penduduk India sebesar 1,44 miliar jiwa, China 1,43 miliar jiwa, Amerika Serikat 341,03 juta jiwa, dan Indonesia 278,82 juta jiwa.

Indonesia sebagai negara nomor empat berpenduduk terbesar di dunia seharusnya paralel menjadi negara berekonomi terbesar, sebagaimana dialami China, Amerika Serikat, dan India.

Dari proyeksi nilai produk domestik bruto (PDB) yang dilakukan IMF pada 2023, ditemukan negara dengan penduduk terbanyak ternyata paralel dengan perekonomian negara tersebut menjadi ekonomi terkuat dan maju di dunia.

AS secara perekonomian menduduki peringkat pertama. Ekonomi China peringkat ke-2 dan India di peringkat ke-5 dunia.

Namun hal tersebut tidak berlaku pada Indonesia yang jumlah penduduknya nomor 4 terbanyak di dunia, namun ekonominya berada di peringkat ke-16 dunia.

Kenyataan ini semakin miris mengingat Indonesia juga memiliki bonus demografi terbanyak. Penduduk berusia produktif di Indonesia sebesar 69,25 persen, sedangkan penduduk nonproduktif 30,75 persen.

Seharusnya ekonomi Indonesia berpotensi melesat tinggi di dunia, tapi kenyataannya tidak.

Indonesia lemah membentuk masyarakatnya menjadi produktif. Penguasa miskin terobosan, tidak piawai memanfaatkan bonus demografi yang hanya dapat sekali dalam sejarah.

Penduduk yang banyak bisa jadi bencana apabila tidak dikelola dengan benar dan serius.

Kuncinya adalah lapangan pekerjaan. Ketenagakerjaan hal yang fundamental dalan kehidupan manusia. Rata-rata penduduk dunia 90 persen menggantungkan hidupnya sebagai pekerja.

Di Indonesia, sebanyak 96,5 persen masyarakat merupakan pekerja. Hanya 3,47 persen terbentuk sebagai wirausaha.

Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri. Urusan ketenagakerjaan menyangkut hidup matinya rakyat. Pemerintah tidak bisa mengelak, itu tanggungjawabnya.

Pemerintah Indonesia harus bisa menyediakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan pekerja. Terobosan-terobosan besar extra ordinary inilah yang ditunggu oleh publik saat debat capres-cawapres.

Bagi orang awam, isu menyangkut urusan perut lebih cepat menimbulkan kemarahan rakyat daripada isu politik dinasti, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM), bahkan isu korupsi, kolusi dan nepotisme sekalipun. Pembukaan lapangan pekerjaan adalah isu utama rakyat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com