Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Menantang Capres: Indonesia Tanpa Pengangguran

Kompas.com - 06/02/2024, 14:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Negara sejahtera menjamin akses universal ke layanan kesehatan berkualitas, mencakup pencegahan, perawatan, dan dukungan mental. Investasi dalam penelitian medis dan teknologi kesehatan juga berperan penting.

Negara sejahtera memastikan ketersediaan infrastruktur dasar, seperti transportasi terintegrasi, akses air bersih, sanitasi, listrik dan berbagai fasilitas publik lainnya, baik di desa maupun di kota.

Sistem transportasi publik yang efisien, terintegrasi dan terjangkau untuk membantu mobilitas masyarakat secara cepat dan mudah.

Fasilitas sosial dan rekreasi untuk masyarakat berkumpul dan melepaskan kejenuhan harus tersedia gratis dan memadai. Bukan menjadi sarang pemalakan pada rakyat melalui tiket berbayar untuk masuk ke area publik. Bukan juga menjadi tempat tidak nyaman dan berkeliarnya para preman.

Untuk itu, presiden selanjutnya harus memiliki visi mewujudkan negara sejahtera. Publik ingin mengukur upaya apa yang dilakukan oleh capres kedepan agar semua warganya menikmati kesejahteraan,

Indonesia Zero pengangguran

Inti dari tema debat Capres kelima ini adalah lapangan pekerjaan. Bila masyarakat mendapat pekerjaan, maka bisa mencapai masyarakat sejahtera dan berkualitas.

"Indonesia Zero Pengangguran" merupakan pernyataan yang ditunggu oleh publik dari para Capres. Apakah langkah pemimpin kedepan menyelesaikan angka penganguran dan pelindungan pada hak pekerja?

Mungkin ada yang berpandangan "Indonesia Zero Pengangguran" hanya mimpi. Sebenarnya persoalan ini bisa diwujudkan.

Ada beberapa modal yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan Indonesia tanpa pengangguran.

Pertama, penduduk Indonesia melimpah. Penduduk yang melimpah merupakan kekayaan dari sumber daya manusia. Sejumlah negara tengah mengalami krisis penduduk.

Banyak negara mengalami "kiamat tenaga kerja" seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, negara-negara di Eropa barat, dan di kawasan Timur Tengah.

Indonesia yang memiliki tenaga kerja melimpah bisa memanfaatkan peluang lapangan pekerjaan tersebut. Setidaknya dibutuhkan 85 juta tenaga kerja di berbagai negara di dunia untuk mengisi sektor kesehatan, konstruksi, pertanian, perikanan, manufaktur dan berbagai sektor pekerjaan lainnya.

Kebutuhan lapangan pekerjaan global bisa menyerap angkatan kerja Indonesia, pencari kerja baru 3,6 juta per tahun dan angka penganguran yang mencapai 8 juta.

Kedua, penduduk produktif Indonesia adalah pekerja ulet dan multi tasking yang diminati dunia.

Meski komposisi penduduk Indonesia 65 persen tamatan SMP kebawah, tidak menutup kesempatan untuk mendapat pekerjaan. Indonesia beruntung memiliki penduduk yang pekerja keras, ulet serta mudah belajar.

Masyarakat Indonesia tidak banyak meminta. Bagi mereka yang penting gajinya layak dan mendapat pengalaman menarik. Mereka siap kerja keras untuk mengubah hidupnya.

Permintaan lapangan pekerjaan global adalah orang yang mau bekerja. Bukan mencari ahli. Ini sangat cocok untuk direbut oleh pekerja Indonesia di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan serta rendahnya upah pekerja.

Mewujudkan "Indonesia Zero Pengangguran" bukan sebuah mimpi. Pemimpin kedepan harus mengubah cara pandangnya untuk menjadikan masyarakat produktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com