Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gagal Bayar iGrow Belum Tuntas, "Lender" Hanya Dicicil Puluhan Ribu Rupiah

Kompas.com - 25/02/2024, 18:18 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah gagal bayar fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) hingga saat ini belum jug tuntas.

Seperti dilansir Kontan.co.id, Minggu (25/2/2024), lender alias pemberi pinjaman belum mendapatkan pengembalian dana mereka sepenuhnya. Namun, mereka telah mendapatkan cicilan dari pihak iGrow, tetapi dalam nominal yang sedikit.

Pengacara lender iGrow yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Rifqi Zulham sempat memberikan tangkapan layar dari kliennya kepada Kontan terkait informasi pembayaran cicilan. Tertera, cicilan sebesar Rp 23.625 tersebut diberikan pada awal Februari 2024. Adapun proyek yang didanai yakni budidaya dan penjualan umbi porang.

Baca juga: Kasus Kredit Macet, OJK Sebut Pinjol iGrow Masih Lakukan Penagihan

"Pada awal Februari, hanya mencicil dan memberikan informasi yang tidak benar. Contoh, modal klien misalnya Rp 1 juta, tetapi ditulis iGrow hanya Rp 31.000 dan dicicil hanya puluhan ribu saja," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Sabtu (24/2/2024).

Memang dalam tangkapan layar tersebut tertera modal yang diberikan lender tercatat hanya sebesar Rp 31.500. Padahal, lender yang bersangkutan mengaku bahwa modal yang disalurkannya lebih dari Rp 1 juta. Sejumlah tangkapan layar juga mengungkap bahwa beberapa lender mengeluh tentang cicilan dari iGrow yang nominalnya hanya puluhan ribu.

Mengenai hal itu, Rifqi beranggapan cicilan itu diduga hanya sekadar supaya iGrow dapat mengklaim telah melakukan pembayaran atau cicilan kepada klien. Akan tetapi, kata dia, informasi dan modalnya tidak sesuai.

"Seharusnya iGrow punya data base lengkap dan rinci kalau memang manajemennya bagus. Tidak ada alasan bagi mereka tidak memiliki data detailnya terkait masing-masing lender," kata dia.

Rifqi juga berpendapat sejak awal sudah diduga ada kesalahan dari merumuskan perjanjian atau rancangan kontrak hingga terjadinya gagal bayar saat ini. Selain itu, kata dia, terdapat dugaan rangkaian kebohongan, bujuk rayu, dan merugikan para lender.

"Sampai saat ini tidak ada satu pun lender yang mengetahui kejelasan masing-masing borrower mereka. Kami pikir tidak mengetahui persis kegiatan para borrower itu benar ada atau tidak. Tentu banyak celah dan kesempatan untuk berbuat kejahatan," ungkapnya.

Rifqi menduga ada sejumlah celah pelanggaran yang dilakukan iGrow, seperti dalam perjanjian tidak ada perjanjian antara lender dengan borrower, yang ada hanya perjanjian iGrow dengan lender saja. Menurut dia, perjanjian iGrow tidak memenuhi standar kontrak yang sesuai aturan hukum.

Baca juga: Investree Digugat Kasus Gagal Bayar, Lender: Pernah Dicicil Rp 7.000...

Selain itu, dia mengatakan lender tidak punya akses secara langsung maupun tidak langsung untuk mengetahui detail borrower. Lender juga tidak bisa mengecek langsung borrower tersebut fiktif atau tidak.

"Kalau seandainya borrrower itu memang ada, lender juga tidak punya akses untuk mengetahui borrower itu sudah membayar atau belum. Khawatirnya, bisa saja sebenarnya borrower sudah membayar kewajibannya kepada iGrow, tetapi iGrow mengaku belum menerima pembayaran dari para borrower sehingga para lender tidak menerima pembayaran apa pun dari iGrow. Hal itu juga termasuk celah untuk disalahgunakan," tuturnya.

Rifqi menjelaskan soal asuransi juga tidak jelas, bahkan sampai saat ini para lender belum menerima pencairan klaim gagal bayar. Atas dasar itu, dia bilang para lender meminta kepada kepolisian untuk memanggil dan melakukan penyelidikan terhadap iGrow.

Adapun lender telah melaporkan iGrow ke kepolisian. Lender telah melaporkan ke Mabes Polri pada 4 Januari 2023. Rifqi juga sempat menyampaikan Mabes Polri telah menyerahkan berkas laporan sejumlah lender mengenai kasus gagal bayar iGrow ke Polda Metro Jaya pada 15 Januari 2023.

Baca juga: Gagal Bayar Fintech P2P Lending Makin Marak, Pengamat Ungkap Pemicunya

Terbaru, Rifqi menerangkan Polda Metro Jaya sudah memberikan SP2HP pada 12 Februari 2024. Kini, dia bilang perkara sedang dalam proses penyelidikan oleh tim penyidik terkait.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com