Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut BUMN Tidak Akan Lagi Gencar di Bisnis Hotel

Kompas.com - 08/03/2024, 17:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, perusahaan pelat merah tidak akan lagi gencar di sektor perhotelan. Pihaknya saat ini tengah mengonsolidasikan bisnis hotel yang berada di bawah BUMN-BUMN.

Sebelumnya, Calon Presiden sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengusulkan agar BUMN tidak lagi berbisnis hotel, melainkan sektor ini diserahkan ke swasta.

Erick menuturkan, hampir setiap BUMN memang memiliki bisnis hotel. Namun, sejak menjabat sebagai Menteri BUMN, dia telah mencabut pengelolaan hotel dari berbagai BUMN, lalu dikonsolidasikan.

Baca juga: Prabowo: Saya Pikir, Kita Tidak Perlu BUMN Hotel

Ilustrasi hotel.Unsplash Ilustrasi hotel.
"Di dalam blueprint kami memang kan begini, kalau kita lihat sejarah dari hotel-hotel BUMN, setiap BUMN punya hotel. Makanya ketika kita jadikan satu, jadi 128 hotel yang sekarang kita konsolidasikan 23, dan dibagi jadi beberapa kategori bintang 5, 4, dan 3," jelasnya saat ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (8/7/2024).

Adapun hotel-hotel BUMN yang telah disatukan ke dalam holding perhotelan berada di bawah naungan PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty).

Holding ini sudah membawahi 23 hotel yang dikonsolidasikan, dan dikelola oleh Pesona Indonesia Jaya dan Hotel Indonesia Group (HIG).

Erick menjelaskan, pihaknya akan mencari mitra untuk mengelola bisnis hotel BUMN. Hal ini dilakukan agar perusahaan pelat merah tak perlu lagi menggarap semua lini bisnis, termasuk perhotelan, melainkan fokus menggarap lini bisnis yang benar-benar penting.

Baca juga: Prabowo Usul BUMN Dilarang Bisnis Hotel, Ini Tanggapan Erick Thohir

"Ini yang akan kita cari partner nanti ke depan, karena tidak perlu di semua lini BUMN ada," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com