Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
CIRCULAR ECONOMY

Ramadhan 2024, YKMI Ajak Konsumen Muslim Cari Produk Alternatif yang Tak Berafiliasi dengan Israel

Kompas.com - 16/03/2024, 13:15 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) menggelar dialog bertajuk "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta pada Jumat (15/3/2024). Dialogi ini merupakan wujud solidaritas konsumen muslim Indonesia untuk mencari alternatif dan menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel mulai Ramadhan 2024.

Adapun sejumlah narasumber yang turut hadir dalam dialog tersebut, yakni Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan, Aktivis Muslim Zahra, dan perwakilan pengacara Muslim Ahmad Wakil Kamal.

Baca juga: Ramai Boikot Kurma Israel, Menko PMK: Cari Kurma Produksi Indonesia Sendirilah kalau Ada

Dalam dialog tersebut, Ahmad Himawan menegaskan bahwa YKMI menyikapi dan melanjutkan anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melaksanakan #RamadhanTanpaGenosida.

Berdasarkan analisis serta kajian internal YKMI, lanjut Ahmad, situs tepercaya yang dapat dirujuk konsumen Muslim di Tanah Air yakni Boycott.Thewitness dan Bdnaash. Dalam kedua situs itu, ada 10 produk yang dinilai berafiliasi dengan Israel.

"Konsumen muslim harus menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti,” kata Ahmad dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Himawan menjelaskan tiga kriteria yang menjadikan produk tersebut disebut sebagai produk-produk terafiliasi Israel atau produk genosida. Adapun beberapa produk tersebut di antaranya sepenuhnya diproduksi di Indonesia.

Baca juga: Jelang Ramadhan, MUI Ajak Umat Islam Boikot Produk Israel dan Afiliasinya

Pertama, sebagian atau saham dimiliki oleh perusahaan atau orang Israel. Kedua, perusahaan secara terbuka atau tersirat memberikan dukungan kepada Israel dan kejahatan Israel di Palestina.

Ketiga, terdaftar dalam situs-situs internasional kredibel yang memiliki data keterlibatan perusahaan-perusahaan global yang memiliki afiliasi dengan Israel, seperti Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” kata Ahmad.

Ia pun mengajak masyarakat untuk mengecek secara langsung validitas informasi melalui situs Boycott.thewitness.news dan bdnaash.com.

Baca juga: MUI Berharap Semangat Ramadhan Makin Menggencarkan Aksi Boikot Israel

YKMI meyakini aksi boikot produk terafiliasi mendatangkan manfaat bagi nilai-nilai kemanusiaan dan perjuangan Palestina. 

“YKMI percaya aksi boikot ini akan lebih besar manfaatnya bagi kemanusiaan dibandingkan dengan efek negatifnya yang coba dibesar-besarkan untuk menggagalkan gerakan ini. Misalnya, tuduhan bakal munculnya pengangguran karena aksi boikot ini,” tutur Ahmad.

Ahmad menilai, sejak muncul aksi boikot produk terafiliasi Israel, peralihan penggunaan konsumen atas produk-produk nasional kini kian masif.

Dirinya pun mengeklaim perusahaan-perusahaan nasional yang tidak terafiliasi Israel juga mulai membuka lapangan pekerjaan baru yang terbuka untuk seluruh level pekerjaan.

Baca juga: Starbucks Timur Tengah Akan PHK 2.000 Karyawan Buntut Aksi Boikot

“Kami melihat bahwa pascaboikot, produk- produk nasional mengalami peningkatan penjualan yang signifikan serta membuka lapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan yang terbuka bukan hanya di level bawah, tetapi hingga ke level atas. Hal ini menjadi keuntungan untuk warga negara kita sendiri,” terangnya.

Ia pun meyakini bahwa aksi boikot bakal memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Israel dan lambat laun akan menghentikan kejahatan kemanusiaan Israel di Palestina.

Baca juga: Imbas Boikot, Penjualan Unilever di Indonesia Turun 15 Persen

“Kami haqul yakin aksi boikot ini mampu melemahkan ekonomi Israel dan dalam jangka panjang membuat Israel tak punya kekuatan untuk menyerang dan membunuh umat muslim di Palestina,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com