Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Minta Pertamina Optimalkan Produksi Lapangan Migas Tua di Cirebon

Kompas.com - 26/03/2024, 21:21 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT Pertamina (Persero) megoptimalkan produksi pada blok migas Offshore Northwest Java (ONWJ).

Permintaan itu disampaikan Arifin saat meninjau proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di Cirebon, Selasa, (26/3/2024).

Blok ONWJ merupakan salah satu lapangan migas tertua di Indonesia yang sudah beroperasi sejak 1966 dan masih berproduksi hingga kini.

Baca juga: Satu sampai Dua Tahun Lagi, Ini Rencana PHE ONWJ untuk Karawang

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat meninjau proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di Cirebon, Selasa, (26/3/2024).             Dok. Kementerian ESDM Menteri ESDM Arifin Tasrif saat meninjau proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di Cirebon, Selasa, (26/3/2024).

Meski termasuk lapangan tua, Arifin bilang, masih prospek untuk dikembangkan, utamanya di dua lapangan yaitu Zulu yang pertama kali ditemukan pada 1974 dan lapangan GOX Complex.

"Yang masih mempunyai prospek, yaitu Lapangan Zulu dan GQX Complex, dan kita sudah sepakat untuk mempercepat pengembanga Lapangan GOX sehingga cepat untuk berproduksi lagi," ujar Arifin dikutip dari keterangannya, Selasa (26/3/2024).

Selain itu, Arifin juga meminta PHE ONWJ meningkatkan kinerjanya khususnya terkait persiapan infrastruktur proyek pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan Floting Storage and Offloading (FSO).

"Perlu adanya efisiensi waktu dalam mengembangkan GQX Complex karena potensinya yang besar," imbuh dia.

Baca juga: PHE ONWJ Tak Lantas Hengkang dari Karawang, Meski Penutupan Sumur YYA Selesai

Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga semangat untuk mengupayakan peningkatan produksi minyak, seiring terus meningkatnya kebutuhan agar tidak semakin besar impor yang dibutuhkan.

"Jangan sampai demand-nya terus bertambah, produksinya turun. Karena itu terus kita upayakan kalau turun, turunnya pelan-pelan, kalau bisa ditambah kenapa tidak," kata Arifin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com