Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Kondisi Perekonomian Global Lebih Baik dari Ekspektasi

Kompas.com - 02/04/2024, 17:53 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diselenggarakan pada 27 Maret 2024, menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan kinerja intermediasi yang kontributif didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat.

“OJK menilai, saat ini kondisi perekonomian dan pasar keuangan global cukup kondusif yang secara umum lebih baik dari ekspektasi sebelumnya,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, secara virtual, Selasa (2/3/2024).

“Namun perkembagnan geopolitik global perlu dicermati seiring dengan peningkatan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina yang berpotensi memberi dampak perekon global,” tambahnya.

Baca juga: OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 11,28 Persen pada Februari 2024

Mahendra mengatakan, di AS kinerja ekonomi terlihat solid dan di atas ekspektasi sebelumnya. Namun inflasi cenderung belum berubah dibanding sebelumnya.

The Fed pada FOMC meeting 2024 merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi AS secara cukup signifikan seiring dengan kenaikan inflasi, meski demikian The Fed tetap mempertahankan rencana penurunan suku bunganya sebesar 75 bps di 2024 ini.

Likuiditas juga diperkirakan lebih baik seiring rencana The Fed mengurangi laju kuantitatif tightening. Kebijakan akomodatif The Fed juga diikuti Bank Central Eropa dan Bank of England yang mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga tahun 2024.

Baca juga: Daftar Pinjol Resmi Berizin OJK April 2024

Langkah normalisasi juga dilakukan oleh Bank of Japan yang menaikkan suku bunga sebesar 10 bps yang pertama kali dalam 8 tahun terakhir.

Di China, rilis kinerja ekonomi seperti penjualan ritel, impor, dan tingkat inflasi diatas ekspektasi pasar dengan kebijakan fiskal dan moneter tetap akomodatif.

Dari domestik, inflasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan harga pangan. Namun, inflasi inti terjaga stabil menghentikan tren penurunan sejak 2022.

Baca juga: OJK Hentikan Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19

“Ini diharapkan menjadi indikasi pemulihan permintaan ke depan. Indikasi awal pemulihan konsumsi domestik juga terlihat dari peningkatan impor barang konsumsi yang cukup signifikan pada Februari 2024,” jelasnya.

Sementara itu, Mahendra yakin kinerja sektor manufaktur terus membaik, namun perlu dicermati peningkatn permintaan terhadap barang konsumsi tidak terus berujung pada penurunan surplus neraca perdagangan seiring berlanjutnya kontraksi ekspor dan apabila peningkatan kebutuhan impor berlanjut terus.

Baca juga: Daftar 101 Pinjol Resmi Berizin OJK Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com