KOMPAS.com – Bank Mandiri kembali menunjukkan posisi sebagai salah satu first movers sustainable banking Indonesia dalam ranah keuangan berkelanjutan.
Hal tersebut menunjukkan komitmen kuat Bank Mandiri dalam mendukung ekonomi hijau Indonesia.
Pada 2023, Bank Mandiri tercatat menyalurkan kredit berkelanjutan sebesar Rp 264 triliun atau meningkat sebesar 15,4 persen secara year-on-year (yoy).
Total nilai itu mengambil porsi 24 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan Bank Mandiri.
Secara terperinci, portofolio hijau Bank Mandiri mencapai Rp 129 triliun atau meningkat sebesar 21,4 persen secara tahunan.
Sementara itu, portofolio sosial menjadi Rp 135 triliun atau meningkat 10,6 persen secara tahunan.
Baca juga: Sambut Idul Fitri, Bank Mandiri Berangkatkan 6.525 Pemudik lewat Mudik Gratis
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, pertumbuhan portofolio hijau tersbut didukung sektor energi terbarukan, produk eco-efficient, dan bangunan yang berwawasan lingkungan.
“Pencapaian ini membuat Bank Mandiri sebagai market leader portofolio hijau nasional dengan memegang sekitar 30 persen dari marketshare,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (5/4/2024).
Bank Mandiri juga konsisten untuk terus mendorong dekarbonisasi Indonesia melalui solusi pembiayaan berkelanjutan yang inovatif.
Hingga 2023, Bank Mandiri telah memberikan pembiayaan melalui Sustainability Linked-Loan sebesar Rp 2,1 triliun, Green Loan sebesar Rp 3,5 triliun, dan Corporate in Transition Financing sebesar Rp 736 miliar.
Selain pembiayaan, Bank Mandiri juga meluncurkan produk penghimpunan dana berkelanjutan, seperti Obligasi Berkelanjutan Bank Mandiri sebesar 300 juta dollar Amerika Serikat (AS), yakni 54 persen disalurkan pada portofolio hijau dan 46 persen portofolio sosial.
Popularitas produk ini terlihat sejak mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 2,5 miliar dollar AS atau 8,3 kali sejak penawaran pertama pada 2021.
Bank Mandiri juga melakukan transaksi repurchase agreement dengan kerangka environment, social, and governance (ESG) Repo sebesar 500 juta dollar AS pada 2022.
Angka tersbeut menjadi tonggak penting bagi transaksi ESG Repo perdana di Indonesia.
Produk penghimpunan dana itu disalurkan 71 persen pada portofolio hijau dan 29 persen portofolio sosial.