IHSG Anjlok, Rupiah Tembus Rp 16.176 Per Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada Selasa (16/4/2024). Demikian juga dengan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan pasar spot.

IHSG ditutup pada level 7.164,8 atau turun 122,07 poin (1,68 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.286,88.

Mengutip RTI, sebanyak 165 saham melaju di zona hijau dan 457 saham di zona merah. Sedangkan 175 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 22,1 triliun dengan volume 24,4 miliar saham.

Baca juga: Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Top losers yang menekan IHSG yakni, Bank Jago (ARTO) yang ambles 9 persen ke level Rp 2.300 per saham. Kemudian Bukalapak (BUKA) yang turun 8,2 persen ke level Rp 134 per saham. Dilanjutkan oleh Ciputra Development (CTRA) yang terkoreksi 7,7 persen ke posisi Rp 1.125 per saham.

Top gainers yakni, Timah (TINS) yang melesat 10 persen ke level Rp 990 per saham. Kemudian, Merdeka Copper Gold (MDKA) yang naik 9,9 persen ke level Rp 2.880 per saham. Selanjutnya, Harum Energy (HRUM) yang bertambah 8,6 persen ke level Rp 1.565 per saham.

Bursa Asia merah dengan penurunan Strait Times 1,15 persen (36,5 poin) ke level 3.147,03, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 2,12 persen (351,49 poin) ke posisi Rp 16.248,49, dan Shanghai Komposit terkoreksi 1,6 persen (50,3 poin) ke posisi 3.007,07.

Baca juga: Rupiah Ambles, Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Sementara itu, mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah. Pada pukul 14.50 WIB, Mata Uang Garuda ditutup pada level Rp 16.176 per dollar AS atau turun 328 poin atau 2,07 persen dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp 15.848 per saham.

Sedangkan mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Senin (16/4/2024) pada level Rp 16.176 per dollar AS, atau melemah dibanding Jumat (5/4/2024) pada level Rp 15.873 per dollar AS.

Baca juga: Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.