Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Kompas.com - 30/04/2024, 13:30 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com — Dana Moneter Internasional (IMF) telah menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia untuk tahun 2024.

Dikutip dari CNBC, Selasa (30/4/2024), dalam laporan terbaru yang dirilis pada hari Selasa. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia mencapai 4,5 persen, naik 0,3 poin persentase dari proyeksi enam bulan sebelumnya.

Direktur Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan menjelaskan bahwa kenaikan proyeksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan tekanan inflasi dan peningkatan kebijakan stimulus di China.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta-merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. SHUTTERSTOCK/THAPANA_STUDIO Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

"Prospek untuk Asia dan Pasifik pada tahun 2024 telah membaik, kami sekarang memperkirakan bahwa ekonomi di kawasan ini akan melambat lebih sedikit daripada yang kami proyeksikan sebelumnya seiring tekanan inflasi terus berkurang," ujar Srinivasan.

Revisi ke atas tersebut mencerminkan harapan untuk kebijakan stimulus yang akan memberikan dukungan di China, negara dengan ekonomi terbesar di Asia.

IMF juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi India tetap kuat, dengan proyek-proyek investasi publik menjadi pendorong utama.

"India tetap menjadi ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia, di mana investasi publik tetap menjadi pendorong penting," tambah Srinivasan.

Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Di sisi lain, IMF juga menyoroti risiko terbesar bagi ekonomi Asia, yaitu koreksi berkepanjangan di sektor properti China.

Hal ini dapat melemahkan permintaan dan meningkatkan peluang deflasi berkepanjangan, serta memberikan dampak negatif pada ekonomi negara lain. 

Srinivasan menjelaskan bahwa respon kebijakan dari pemerintah China sangat penting untuk mengurangi risiko ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com