Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Harga Jagung, Kedelai, hingga Gandum Melambung

Kompas.com - 04/05/2024, 22:44 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga jagung di Amerika Serikat (AS) tumbuh ke level tertinggi sebelum akhirnya mereda. Dalam waktu bersamaan komoditas kedelai juga mengalami kenaikan harga dalam sebulan terakhir.

Para analis memperkirakan, banjir yang terjadi di negara eksportir seperti Brasil dan penyakit yang menggerogoti tanaman jagung Argentina menjadi salah satu penyebabnya.

Seiring dengan itu, harga gandum juga mencapai level tertiggi dalam seminggu terakhir di tengah kekhawatiran baru mengenai cuaca kering di Rusia. negara itu merupakan pemasok gandum terbesar di dunia.

Baca juga: Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Chicago Board of Trade (CBOT) Jagung bulan Juli naik setengah sen pada 4,60-1/4 Dollar AS per gantang setelah naik ke 4,68 dollar AS, level kontrak tertinggi sejak 26 Januari. Penjualan jagung oleh petani AS meningkat mulai hari Kamis seiring dengan dimulainya kontrak 4,60 dollar AS.

Sementara, kedelai CBOT bulan Juli naik 16 sen pada hari Jumat menjadi 12,15 dollar AS per gantang dan gandum bulan Juli naik 18-1/4 sen menjadi berakhir pada 6,22-1/2 dollar AS per gantang.

Kenaikan harga jagung dan kedelai disebabkan oleh banjir di Rio Grande do Sul, Brazil, ketika panen raya sedang dalam tahap akhir. Negara bagian ini merupakan penghasil kedelai terbesar kedua di Brasil dan penghasil jagung terbesar keenam.

Di Argentina, penyakit jagung kerdil yang disebarkan oleh serangga pemotong daun dan cuaca buruk mendorong bursa biji-bijian Buenos Aires memangkas perkiraan panen jagung Argentina pada tahun 2023/24 sebesar 3 juta metrik ton menjadi 46,5 ton.

Analis di NoBullAg.com Susan Stroud mengatakan, kekhawatiran mengenai masalah ketenagakerjaan menambah dukungan.

”Ini adalah musim pemogokan di Argentina,” kata dia, dikutip dari CNBC, Sabtu (4/5/2024).

Ia menjelaskan, hal tersebut mengacu pada pemogokan yang mengganggu pekerjaan di pelabuhan biji-bijian di negara tersebut.

Di komoditas gandum, konsultan pertanian IKAR Rusia memangkas perkiraan hasil panen negara itu menjadi 91 juta metrik ton dari 93 juta ton dan ekspor gandumnya menjadi 50,5 juta metrik ton dari 52 juta ton.

Harga gandum berjangka melonjak karena prakiraan cuaca menunjukkan wilayah tersebut hampir tidak mendapat hujan dalam dua minggu mendatang

Baca juga: Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTPN Jadi Bank Kustodian

BTPN Jadi Bank Kustodian

Rilis
Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Whats New
4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

Whats New
Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Whats New
50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com