Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 13/05/2024, 12:42 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Australia sedang menghadapi krisis perumahan yang semakin meruncing, dengan harga rumah yang terus melambung tinggi dan pasokan perumahan yang terbatas.

Dalam upaya untuk menanggapi masalah ini, pemerintah Australia akan mengumumkan langkah-langkah yang diharapkan akan diambil dalam anggaran nasional yang akan datang.

Dikutip dari CNBC, Senin (13/5/2024), menurut data terbaru dari konsultan properti CoreLogic, harga rumah di Australia telah naik selama 15 bulan berturut-turut pada April 2024.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Australia dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Ilustrasi membeli rumah, kredit pemilikan rumah (KPR). FREEPIK/WIRESTOCK Ilustrasi membeli rumah, kredit pemilikan rumah (KPR).

Adapun rata-rata harga rumah di Australia adalah 779.817 dollar Australia atau setara sekitar Rp 8,27 miliar (kurs 1 dollar Australia setara Rp 10.607).

Sementara itu, biaya sewa rumah juga meningkat secara signifikan, menandai lonjakan terbesar sejak lebih dari satu dekade yang lalu.

Kepala riset CoreLogic Australia, Eliza Owen menyatakan bahwa keterjangkauan rumah saat ini berada pada tingkat terburuk dalam sejarah Australia, terutama dari sudut pandang pelayanan hipotek.

Owen juga memperkirakan bahwa harga rumah akan terus naik meskipun dalam laju yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: 50 Tahun ASEAN-Australia: Menakar Hubungan Ekonomi

Salah satu faktor yang memperparah krisis perumahan adalah pasokan yang terbatas. Kenaikan tajam dalam biaya konstruksi, kekurangan tenaga kerja, dan bahan telah memperlambat pembangunan perumahan baru, menyebabkan kesenjangan antara permintaan dan pasokan semakin membesar.

Tantangan lainnya adalah lonjakan migrasi neto, yang mencapai rekor tertinggi.

Data menunjukkan bahwa sekitar 75 persen imigran tiba dengan visa sementara, dengan lebih dari setengahnya adalah mahasiswa internasional.

Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Australia berencana untuk mengambil langkah-langkah tegas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com