Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Rice Mill Plant, Menkop UKM Dukung Konsolidasi Pengelolaan Hasil Pertanian

Kompas.com - 12/06/2024, 08:21 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menegaskan pentingnya para petani melakukan konsolidasi dalam mengelola hasil tani padinya.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) dalam membangun ekosistem produksi pangan dengan inovasi teknologi, melalui pembangunan pabrik Rice Mill Plant (RMP) di Indramayu, Jawa Barat (Jabar).

“RMP merupakan bagian ekosistem penting dalam produksi pangan. AB2TI ini menjadi salah satu gerakan agar petani sejahtera. Maka, benar yang dikerjakan dari hulu ke hilirnya. Petani berdaulat di bidang benih, dan bagaimana itu diproduksi dan bisa sampai ke pasar. Ini ekosistem yang dibangun,” ujar MenKopUKM Teten Masduk saat meresmikan Rice Mill Plant milik PT AB2TI di Indramayu, Jabar, Selasa (11/6/2024).

Baca juga: Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Dia menilai, dalam membangun ekosistem petani yang berdaulat, perlu juga dipikirkan bagaimana konsep integrative farm. Konsep tersebut yakni pabrik RMP yang terhubung dengan supply chain-nya, agar tidak perlu mencari gabah sampai ke luar provinsi.

“RMP milik AB2TI ini memiliki kapasitas produksi 20-40 ton per hari. Maka yang harus dipikirkan selanjutnya, apakah kapasitas tersebut bisa dipenuhi oleh produk gabah petani tersebut. Untuk memenuhi stok gabah diperlukan juga capital (modal) yang kuat,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Teten, KemenKopUKM bersama Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) telah melakukan beberapa piloting terkait korporatisasi petani, dengan memberikan pembiayaan atau modal kepada petani-petani di bawah naungan koperasi yang terhubung dengan offtaker.

Baca juga: Marak Razia Knalpot Brong, Menkop Dorong SNI Knalpot Aftermarket

Salah satunya, model korporatisasi petani dengan pembiayaan pre-financing kepada 1.200 petani di Al-Itifaq Ciwidei, Bandung, Jabar yang memproduksi 8 ton sayur dan buah per hari untuk memasok kebutuhan di pasar ritel modern.

Untuk itu LPDB-KUMKM perlu menyuntik pembiayaan Rp 900 juta per ton kepada koperasi untuk membeli dari petani secara tunai 100 persen.

Dalam hal ini misalnya, AB2TI dibantu oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) agar bisa menghubungkan ke offtaker seperti Bulog maupun perusahaan lainnya, yang kemudian pembiayannya bisa dibantu melalui LPDB KUMKM atau perbankan. “Bantuan pembiayaan diberikan supaya koperasi punya kemampuan membeli 100 persen petani lewat pre-financing,” katanya.

Baca juga: Menkop Teten Minta Pelaku UMKM Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis

Menteri Teten menegaskan, para petani dalam negeri tidak bisa lagi bertani sendiri-sendiri, melainkan harus kolektif.

“Kita menerapkan korporatisasi. Kita harus bergabung dalam satu koperasi agar terbentuk skala ekonomi. Sendiri-sendiri itu enggak bisa,” kata Teten.

Adanya RMP oleh AB2TI ini diharapkan bisa mengkonsolidasikan hasil tani para petani kecil dengan memotong rantai pasok yang panjang, sehingga keuntungan akan kembali ke petani dan cita-cita untuk menyejahterakan petani dapat terwujud.

“Ekosistem ini yang kita ingin untuk kembangkan. Model bisnis sekaligus ekosistem bisnisnya. Hal ini pun bisa menjadi model korporatisasi, petani padi akan jadi bagian support pembiayaan, bagian ekosistem koperasi,” ujarnya.

Baca juga: Menkop Teten Minta Penyaluran KUR UMKM Dievaluasi

Tak hanya itu, MenKopUKM menegaskan, arah kebijakan pengembangan koperasi dan UKM salah satunya adalah modernisasi koperasi. Modernisasi dilakukan antara lain dengan pemanfaatan inovasi teknologi dan juga bisa masuk ke rantai pasok industri.

Sementara itu, Ketua AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, dalam mendukung kreativitas petani kecil dalam konservasi benih, pemuliaan, pengembangan, seleksi, tata niaga benih, dan pengembangan teknologi pertanian diharapkan bisa menjadi sumbangan penting bagi masa depan pembangunan pertanian dan kesejahteraan petani.

“Saat ini, anggota AB2TI tersebar di 125 kabupaten/kota di 25 provinsi, yang ke depannya diharapkan terus tumbuh menjadi organisasi besar,” ujarnya.

Baca juga: Harapan Menkop Teten jika TikTok Shop Hadir Lagi

Dwi mengaku bangga, di sepanjang tahun 2023 Nilai Tukar Petani (NTP) telah mencapai angka 100, dengan rata-rata tahun lalu mencapai 110 atau membaik selama setahun ini.

“Kami bergerak bersama ribuan petani menghasilkan benih unggul termasuk padi. Mimpi kami mewujudkan petani berdaulat, mandiri, dan sejahtera,” harapnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan, RMP AB2TI menjadi yang pertama bagi petani untuk memiliki kapasitas sebesar 20-40 ton produksi, dan bisa menjadi model untuk daerah lain. Sehingga, pihaknya sangat mendukung ada penggilingan padi menengah kecil yang berkolaborasi dengan usaha besar, agar produksinya dapat diserap secara optimal.

Baca juga: Menkop-UKM Teten: Setelah Ditutup TikTok Shop Boleh Buka Lagi? Boleh!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com