Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Kompas.com - 25/06/2024, 18:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong kementerian dan lembaga (K/L) untuk terus melakukan efisiensi belanja pada 2025. Hal ini diperlukan agar pemerintah memiliki ruang kebijakan fiskal yang lebih besar dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, tantangan global yang membayangi perekonomian nasional semakin kompleks. Isu terkait fragmentasi geopolitik hingga implementasi tekonologi digital yang semakin masif menjadi serangkaian isu yang bakal dihadapi perekonomian RI ke depan.

Oleh karenanya, kehadiran pemerintah melalui belanja pemerintah pusat (BPP) diperlukan untuk menjaga stabilitas perekonomian. BPP perlu diarahkan mendukung pembangunan pertumbuhan, dan pada saat bersamaan memiliki kemampuan meredam gejolak yang berpotensi berdampak ke ketahanan ekonomi RI.

"Kita harus betul-betul menyiapkan diri secara lebih baik, walaupun optimisme terus kita jaga, tapi sikap konservatif, alert, dan sebagainya terus kita bangun untuk tidak membuat kita menjadi lalai," tutur dia, dalam Rapat Panja Kebijakan Belanja Pusat, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Kemenkeu Telah Cairkan Rp 38 Triliun Gaji Ke-13 ASN hingga Pensiunan

Lebih lanjut Isa menyebutkan, nilai anggaran BPP terus meningkat, utamanya sejak pandemi Covid-19. Kemenkeu pun sebenarnya berupaya untuk "menormalisasi" angka BPP, agar ruang kebijakan fiskal lebih longgar.

"Tapi pada akhirnya kita lihat di beberapa titik atau bagian kita tidka bisa terhindar untuk memberikan perhatian yang cukup dan kemudian menambah belanja di situ," katanya.

BPP sebenarnya sempat turun pada 2023, yakni sebesar 1,8 persen secara tahunan menjadi Rp 2.239,8 triliun. Akan tetapi, angka itu kembali meningkat pada 2024, yakni sebesar 10,2 persen menjadi Rp 2.467,5 triliun.

Isa bilang, kenaikan itu tidak terlepas dari adanya gelaran Pemilihan Umum atau Pemilu. Oleh karenanya, kebutuhan BPP untuk pelaksanaan pesta demokrasi kembali terkerek.

Baca juga: Komisi XI DPR Setujui Anggaran Kemenkeu Rp 53,19 Triliun pada 2025


Namun demikian, dengan berakhirnya gelaran pemilu, Kemenkeu berupaya kembali menormalisasi angka BPP pada 2025. Ini dilakukan dengan efisiensi belanja K/L yang dinilai tidak prioritasi, dan berfokus kepada belanja yang sifatnya prioritas.

"Nanti kita lihat kalau ada ruang belanja di luar prioritas nasional, kita harus lakukan efisiensi yang sangat tajam sehingga kita bisa memastikan prioritas nasional menjadi pilihan yang lbh besar/signifikan daripada nonprioritas," ujar Isa.

"Karena di non prioritas kita lakukan berbagai efisiensi belanja," sambungnya.

Berdasarkan hasil pembahasan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Isa menyebutkan, terdapat 8 prioritas nasional. Isa bilang, seluruh prioritas itu sudah menangkap visi dan misi presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Tentu nanti bisa kita pertajam sesuai ketua Banggar bahwa kita harus melakukan fokus dalam bangun program atau kegiatan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com