Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Kompas.com - 25/06/2024, 20:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan yang memiliki produk buy now pay later (BNPL) atau paylater untuk meningkatkan mitigasi risiko. Hal ini berkaitan dengan kredit macet di paylater yang mengalami peningkatan, tercermin dalam rasio non performing financing (NPF).

Direktur Pengaturan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Irfan Sitanggang menjelaskan, penyedia produk paylater diminta untuk memperkuat metode penilaian kredit yang digunakan.

"Kami mendorong mereka meningkatkan kembali mitigasi risiko, menerapkan credit scoring yang tentuanya lebih kuat metode dan modelnya," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Ia menjelaskan, peningkatan penilaian skor kredit penting karena paylater pada umumnya merupakan produk pembiayaan yang tidak menggunakan jaminan atau agunan.

Baca juga: Melejit, Piutang Pembiayaan Paylater Capai Rp 6,47 Triliun

Di sisi lain, penyelenggara produk paylater juga diharapkan membekali diri dengan asuransi kredit untuk memitigasi risiko yang dapat terjadi.

Seiring dengan itu, Irfan menjelaskan kontrak paylater terus tumbuh. Menurut dia, hal ini mengindikasikan masyarakat masih membutuhkan produk paylater ini.

Ia menambahkan, produk paylater yang diselenggarakan oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance cenderung memiliki pangsa pasar yang lebih luar dibandingkan dengan paylater yang disediakan oleh industri perbankan.

Hal ini lantaran, nasabah paylater multifinance tidak perlu terlebih dahulu menjadi nasabah dari sebuah perusahaan perbankan tertentu. Dengan demikian, paylater multifinance dinilai lebih inklusif dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

Baca juga: Mulai Juli, Ini Perubahan Tanggal Tagihan dan Jatuh Tempo Paylater BCA


Sebagai informasi, OJK mencatat outstanding piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) mencapai Rp 6,47 triliun per April 2024.

Jumlah itu tumbuh 31,45 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, tingkat kredit macet atau nonperforming financing (NPF) gross juga tumbuh jadi 2,82 persen, atau tumbuh 0,38 persen secara tahunan pada periode yang sama.

Adapun NPF Net berada pada level 0,89 persen, atau tumbuh 0,20 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada akhir kuartal I-2024, NPF gross industri paylater multifinance tercatat 3,15 persen dan NPF Nett sebesar 0,59 persen.

Pada dasarnya, tingkat pengembalian kredit masih di bawah ambang batas yang ditetapkan OJK yakni 5 persen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com