Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raksasa Tekstil Indonesia Ini Akhirnya Buka Suara soal Gagal Bayar

Manajer Humas Duniatex Group Donalia S Erlina, dan Direktur AJCapital Adisory Fransiscus Alip yang ditunjuk sebagai konsultan keuangan memberikan penjelasan terkait pada Jumat (9/8/2019) di Jakarta.

Mulanya, kesulitan keuangan Duniatex Group muncul akibat salah satu entitasnya, yaitu PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) gagal menunaikan kewajibannya membayar bunga senilai 13,4 juta dollar AS atas pinjaman sindikasi dari 14 bank senilai total 260 juta dollar AS pada 10 Juli 2019.

“Penyebab gagal bayar DDST memang dari likuiditas, salah satunya memang disebabkan oleh perang dagang antara Amerika dan China yang berimbas dengan penurunan marjin,” sebut Alip.

Dari laporan Debtwire pada 25 Juli 2019, marjin lini penenunan (weaving) Duniatex Group melalui PT Delta Erlin Dunia Textile (DMDT) memang tergerus pada awal tahun 2019.

Pada kuartal 1/2019 marjin DMDT sebesar 15,3 persen pada kuartal 1/2019. Nilai ini turun 29 bps dibandingkan marjin yang diperoleh pada akhir 2018 sebesar 18,2 persen.

Perang dagang sejatinya bukan sumber utama ketatnya likuiditas Duniatex Group, biaya produksi yang besar dibandingkan kompetitor juga jadi salah satu alasannya.

Kompetitor Duniatex Group misalnya PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100) alias Sritex justru mencatat peningkatan marjin sebesar 23 bps pada periode yang sama. Dari 15,6 persen pada akhir 2018, menjadi 17,9 persen pada kuartal 1/2019.

DMDT juga diketahui membayar benang (yarn) lebih tinggi dibandingkan Sritex. Misalnya, pada 2018 DMDT membeli benang dengan harga Rp 37.112 per kilogram. Sedangkan harga beli benang Sritex senilai Rp 35.231 per kilogram.

Harga beli benang DMDT juga cenderung meningkat, pada 2016 senilai Rp 33.922 per kilogram, dan senilai Rp 36.451 per kilogram.

Di lain sisi, harga jual kain dari DMDT sejak 2016 justru terus merosot hingga kuartal 1/2019.


Sebagai gambaran, Duniatex punya lini produksi yang terintegrasi dari enam entitas perusahaan. Di lini pemintalan (spinning) ada tiga perusahaan yaitu DDST, PT Delta Dunia Textile (DDT), dan PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST).

Di lini penenunan ada DMDT, sedangkan di tahap pewarnaan (dyeing and finishing) akhir ada PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT) dan PT Perusahaan Dagang Dan Perindustrian Damai alias Damaitex.

“Karena lini produksinya terintegrasi, ketika di ujung (dyeing and finishing) tertekan, di atas (spinning) akan berimbas. Karena tidak semua juga yang dari spinning kami jual ke grup, ada juga yang kami jual ke luar grup,” jelas Alip. (Anggar Septiadi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Duniatex buka-bukaan penyebab gagal bayar, begini awal mulanya

https://money.kompas.com/read/2019/08/10/103900526/raksasa-tekstil-indonesia-ini-akhirnya-buka-suara-soal-gagal-bayar

Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke