Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

New Normal, Ini 3 Akses yang Harus Dimiliki untuk Tumbuhkan Bisnis

JAKARTA, KOMPAS.com - COO Markplus Institute Yosanova Savitry mengatakan, memiliki cara pandang (mindset) untuk menumbuhkan bisnis di masa kebiasaan baru atau new normal tidaklah cukup.

Dia menuturkan, ada 3 akses utama yang perlu Anda lakukan untuk menumbuhkan bisnis di era tatanan hidup baru. Tiga akses itu adalah 'New to Omny' dalam aspek konsumen, produk, dan brand.

"Omny itu apa? Omny adalah spirit, perpaduan antara sesuatu yang sifatnya bertentangan tapi bisa diintegrasikan, contohnya offline dan online. Sekarang sudah bukan waktunya online saja atau offline saja," kata Yosanova dalam webinar Marketeers Hangout, Kamis (18/6/2020).

Adapun 3 Omny itu antara lain sebagai berikut.

1. Omny customer

Yosanova menuturkan, menjalankan bisnis di era new normal perlu menggabungkan antara konsumen yang sifatnya digital immigrant dan konsumen yang sifatnya digital native.

Digital immigrant adalah orang-orang yang dulunya tidak fasih digitalisasi, akhirnya berubah menggunakan digital saat Covid-19. Biasanya tipe ini datang dari kalangan baby boomers, Gen X, dan Gen Y.

"Sementara di sisi satunya ada Gen Z dan Gen Alpha (digital native). Mereka sudah fasih menggunakan digital. Omny customer ini harus menggabungkan mereka," ujar Yosanova.

Artinya adalah, pebisnis tak bisa lagi hanya menyasar 1 segmen untuk setiap produk. Suatu produk tak harus didesain untuk yang tua ataupun yang muda saja. Anda harus menggabungkan sub-kultur keduanya.

Riset menunjukkan, konsumsi media antar generasi baby boomers, gen Y, dan gen X, selama pandemi juga mengakses media online.

Namun setelah pandemi, generasi baby boomers akan kembali ke kebiasannya. Sebaliknya, generasi X dan generasi Y akan semakin seamless.

"Peluang ini harus diambil. Bisnis yang bertahan adalah bisnis yang menyasar generasi milenial dan gen X/Y. Kalau kita perhatikan, generasi Z punya akses media online tapi generasi X/Y punya uangnya," papar Yosanova.


 

2. Omny product

Di masa new normal, produk tak lagi bisa mengandalkan value saja maupun values saja. Value adalah kelayakan harga dengan manfaat yang didapat dari suatu produk, sementara values adalah prinsip-prinsip yang dipentingkan konsumen dalam memilih suatu barang.

Menurut Yosanova, value dan values harus berdampingan. Produk tak lagi bisa fokus dengan harga paling murah atau produk paling berkualitas (value), dan tak lagi bisa mengandalkan personality (values).

"Value dan values harus saking berdamoingan. Bukan melihat harga layak, tapi juga ada unsur story. Apa relevansi nilai-nilai itu terhadap konsumen. Anda harus cari apa makna merk itu dibenaknya customer," tuturnya.

3. Omny brand

Dia bilang, kampanye produk tidak boleh hanya mengandalkan kesadaran masyarakat. Kampanye atau memperkenalkan produk harus sampai masyarakat itu mau dan membelinya (awareness dan purchase).

Sebab ketika hanya memberikan awareness kepada konsumen, banyak sekali saingan Anda yang memasarkan produk serupa.

"Harus lengkap sampai beli. Misalnya, bandingkan dengan TV shopping dan iklan. TV shopping lebih bermakna dibanding iklan TV karena konsumen perlu purchase cepat-cepat. Kita berikan urgensi, misalnya 5 menit lagi produk sudah berubah harga," sebut Yosanova.

https://money.kompas.com/read/2020/06/18/132400726/new-normal-ini-3-akses-yang-harus-dimiliki-untuk-tumbuhkan-bisnis

Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke