Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Worklife Balance: dari Menghabiskan Waktu hingga Mengendalikan Emosi di Tempat Kerja

KOMPASIANA---Kini kita semakin akrab dengan istilah "worklife balance" pada setiap perbincangan mengenai dunia pekerjaan.

Pasalnya, setiap ada permasalahan di tempat kerja, misalnya, sedikit banyaknya akan beririsan dengan kehidupan pribadi karyawan itu sendiri.

Oleh karena itu, keseimbangan dalam bekerja pada saat ini amat menuntut kemampuan seseorang karyawan dalam tanggungjawanya akan pekerjaan dan kehidupan sosialnya.

Akankah seorang karyawan justru sulit mencari keseimbangan tersebut?

1. "Polychronic Time" dan Kebiasaan Menghabiskan Waktu

Dalam bekerja, waktu merupakan aset yang berharga. Apapun profesi maupun jabatan kita, tulis Kompasianer Taura, waktu yang dimiliki dalam sehari adalah 24 jam.

Nah, akan tetapi, yang membedakan satu orang dengan orang lain dalam konteks pekerjaan misalnya, yaitu bagaimana setiap individu memanfaatkan waktu.

Mengutip catatan Antropolog, Kompasianer Taura menuliskan bahwa salah satu dari jenis pendekatan seseorang dalam memaknai waktu adalah mereka yang melihat waktu dari sisi Polychronic Time (P-Time).

"Orang yang bertipe ini (P-Time), cenderung melihat dan memanfaatkan waktu lebih santai di banding mereka yang meyakini pendekatan Monochronic time (M-Time)," tulisnya.

Akan tetapi, bagi mereka yang melihat dan meyakini konsep P-Time, selalu meyakini kalau hubungan antarmanusia merupakan inti dari kebiasaan P-Time. (Baca selengkapnya)

2. Worklife Balance dan Solusi Mengendalikan Emosi

Ada satu kebiasaan menarik di tempat Kompasianer Anjas Permata bekerja yakni mengajak hampir semua anggota secara acak bergantian untuk sekedar sharing dan berdiskusi.

Setiap hari, tulisnya, kita selalu berhadapan dengan target kerja, angka, dan ratio yang kadang-kadang menjemukan.

Oleh karena itu dalam bekerja itu penting sesekali kita berikan jeda untuk tidak terlalu memaksakan diri sendiri.

"Kegiatan semacam ini biasanya aku lakukan di luar kantor pada saat jam istirahat siang atau sore setelah jam aktifitas bekerja," tulis Kompasianer Anjas Permata.

Maka, setiap diskusi tersebut sering sekali emosi atau perasaan itu tidak kelihatan namun nyata adanya.

Mereka bisa dengan sangat baik membuat kamu bahagia, tetapi bisa juga sangat kejam membuat hidupmu tidak nyaman. (Baca selengkapnya)

3. Worklife Balance Itu Tergantung Kita Sendiri

Pada dasarnya, menurut Kompasianer Ludiro Madu, kondisi worklife balance atau keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan di luar kantor itu tergantung pada kita sendiri.

Karena memang hanya kita sendiri yang tahu dan merasakan sendiri bagaimana agar bisa mengatur keseimbangan itu.

Kompasianer Ludiro Madu mencontohkan, sebagai karyawan sebenarnya bisa menyelesaikan pekerjaan di kantor tanpa mesti dibawa pulang ke rumah.

"Yang di kantor tetap di sana, yang di rumah tetap pula di tempatnya. Kalau dicampur-campur malah membuat bingung dan akhirnya merepotkan kita sendiri," tulis Kompasianer Ludiro Madu. (Baca selengkapnya)

***

Ingin membaca konten menarik lainnya tentang topik berikut? Silakan ikut Topik Pilihan Kompasiana: Mencari Worklife Balance.

https://money.kompas.com/read/2021/04/15/161600526/-kurasi-kompasiana-worklife-balance--dari-menghabiskan-waktu-hingga

Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke