Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wall Street Naik Tipis Jelang Pengumuman Penetapan Suku Bunga The Fed

S&P 500 naik 0,48 persen menjadi 4.175,48. Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 67,29 poin, atau 0,2 persen, ditutup pada 33.128,79. Sementara itu, Nasdaq Composite berakhir pada 12.563,76 atau naik 0,22 persen.

Adam Crisafulli dari Vital Knowledge mengatakan, kenaikan harga saham di AS pada perdagangan Selasa melanjutkan reli pada perdagangan hari sebelumnya, dengan kenaikan cukup signifikan. Pergerakan positif untuk saham muncul menjelang keputusan Federal Reserve.

"Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, bullish sangat tajam. Kenaikan saham merupakan antisipasi pasar akan potensi bearsih pasca pengumuman The Fed,” kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge mengutip CNBC.

Wall Street sebagian besar mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku sebesar 50 basis poin minggu ini, sementara beberapa investor percaya ekspektasi pengetatan moneter yang agresif dari bank sentral sudah diperhitungkan ke pasar.

Manajer dana lindung nilai, Paul Tudor Jones mengatakan, dengan pengetatan moneter oleh The Fed dan tanda-tanda bahwa ekonomi melambat, arus modal harus menjadi tujuan utama bagi investor.

“Anda tidak dapat memikirkan lingkungan yang lebih buruk daripada tempat kita berada sekarang untuk aset keuangan. Jelas Anda tidak ingin memiliki obligasi dan saham," kata Jones.

Sektor energi bergerak positif dengan kenaikan Exxon Mobil lebih dari 2 persen, dan EOG Resources naik sekitar 3,8 persen. Sektor kesehatan juga menguat dengan Pfizer naik hampir 2 persen, setelah rilis laporan keuangan kuartal pertama yang lebih baik dari ekspektasi.

Sementara itu, sektor keuangan juga menguat, dengan kenaikan saham JPMorgan dan Morgan Stanley masing-masing lebih dari 2 persen.

Ahli strategi RBC Lori Calvasina mengatakan, bulan April merupakan bulan terburuk bagi indeks Dow dan S&P 500 dibanding tahun 2020, dan bagi Nasdaq sejak tahun 2008. Dia menilai pasar masih khawatir, yang memungkinkan adanya penurunan tipis dalam waktu dekat.

"Kami pikir data terus menunjukkan ketakutan ekstrem bagi investor jangka panjang. Namun, ada ruang yang memungkinkan penurunan dalam waktu dekat dengan beberapa indikator," kata Calvasina.

Ahli strategi JPMorgan Mislav Matejka mengatakan, kenaikan suku bunga oleh The Fed, muncul setelah adanya kekhawatiran tentang ekonomi global, penguncian di China, hingga dan perang di Eropa.

“Pasar terus merespons Covid-19 China dan geopolitik, yang membayangi gambaran fundamental yang masih sangat tangguh,” kata Matejka.

Benchmark imbal hasil Treasury AS 10 tahun sempat mencapai 3,01 persen selama perdagangan sebelumnya, dan merupakan titik tertinggi sejak Desember 2018, tetapi turun kembali di bawah level 3 persen pada hari Selasa.

https://money.kompas.com/read/2022/05/04/081717526/wall-street-naik-tipis-jelang-pengumuman-penetapan-suku-bunga-the-fed

Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke