Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Bunga Acuan BI Naik, Bank Bakal Segera Kerek Bunga Kredit?

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, perbankan masih belum terlihat akan menaikkan suku bunga kreditnya meski BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 2 kali.

Kendati demikian, kemungkinan akan ada beberapa perbankan yang mulai menaikkan suku bunga kreditnya lantaran likuiditas perusahaan terbatas.

"Belum (akan menaikkan bunga kredit) kelihatannya. Time deposit dan lending rate masih relatif stabil. Hanya ada satu dua bank yang sudah naikkan suku bunga deposito mungkin karena likuiditasnya terbatas tapi sebagian besar belum," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, dikutip Jumat (23/9/2022).

Berdasarkan data BI, pada Agustus 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 26,52 persen.

Permodalan perbankan juga tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86 persen. Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) pada Juli 2022 yang tercatat 2,90 persen (bruto) dan 0,82 persen (neto).

Likuiditas perbankan pada Agustus 2022 tetap terjaga didukung pertumbuhan DPK sebesar 7,77 persen secara yoy, meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59 persen.

Dengan melihat kondisi likuiditas perbankan yang masih terjaga, David memperkirakan perbankan nasional baru akan menaikkan suku bunga kreditnya saat akhir tahun 2022.

"Tergantung kondisi likuiditas juga. Perkiraan saya makan baru akhir tahun naik," kata David.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pengaruh kenaikan suku bunga acuan ke kenaikan suku bunga perbankan seperti kredit akan lebih lambat selama pandemi Covid-19.

Pasalnya, selama pandemi likuiditas perbankan menjadi longgar karena masyarakat banyak yang menahan dananya di perbankan. Berbeda dengan kondisi sebelum pandemi.

"Kami melihat bahwa kenaikan BI rate itu pengaruhnya terhadap kenaikan suku bunga perbankan akan lebih lambat dari kondisi-kondisi sebelum Covid-19. Eastisitasnya akan lebih rendah dari sebelum Covid-19 karena likuiditas yang longgar," ujar Perry saat konverensi pers, Kamis (22/9/2022).

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan, saat ini kondisi di pasar bunga deposito, bunga dana, hingga bunga kredit masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi.

Hal ini tercermin dari saat BI menaikkan suku bunga acuan di Agustus kemarin sebesar 25 bps, suku bunga dana justru turun 4,4 bps jadi 2,9 persen dan kredit turun 48 bps jadi 8,94 persen.

Oleh karenanya, kata Destry, dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI di September ini diperkirakan akan membutuhkan waktu hingga 2 kuartal untuk kemudian disesuaikan oleh perbankan.

"Apa yang kami lakukan dengan 50 bps butuh waktu untuk melihat tranmsisi sampai 2 kuartal, ini nanti melihat dampaknya," ucap Destry.

"Namun kondisi saat ini likuiditas masih banyak, kami memperkirakan pengaruh ke perbankan gak akan signifikan. Kami akan memantau industri, kita melihat likuiditas masih ample namun perlu juga melihat secara granular," tambahnya.

https://money.kompas.com/read/2022/09/23/100900626/suku-bunga-acuan-bi-naik-bank-bakal-segera-kerek-bunga-kredit-

Terkini Lainnya

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke