Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membedah Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Capai 5,03 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia berlanjut pada kuartal pertama 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) nasional tumbuh 5,03 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I-2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen sejak kuartal IV-2021. Realisasi pertumbuhan ekonomi periode tiga bulan pertama 2023 juga lebih baik dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 sebesar 5,01 persen.

"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan masih tumbuh pada level 5 persen menandakan ekonomi kita masih stabil," ujar dia, dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).

Jika dilihat berdasarkan lapangan usahanya, sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh 4 sektor utama. Keempat sektor tersebut ialah, industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.

Jika dilihat berdasarkan kontribusinya, industri pengolahan menyumbang 0,92 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Mengekor, sektor perdagangan berkontribusi 0,64 persen, sektor transportasi dan pergudangan juga berkontribusi 0,64 persen, serta informasi dan komunikasi berkontribusi 0,46 persen.

"Secara distribusi perekonomian kita masih didominasi industri, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi," kata Edy.

Edy bilang, seluruh sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha tumbuh positif. Pertumbuhan paling tinggi dicatatkan sektor transportasi dan pergudangan, yakni sebesar 15,93 persen secara tahunan.

Pesatnya pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan terjadi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Tercatat angkutan rel tumbuh 51,09 persen, kemudian angkutan udara tumbuh sebesar 41 persen.

Sementara itu, pertumbuhan paling rendah dicatatkan oleh sektor konstruksi (0,32 persen), pertanian (0,34 persen), serta sektor real estat (0,37 persen).

"Sektor pertanian dan konstruksi di bawah setengah persen," ujar Edy.

Pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran

Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, dengna distribusi sebesar 52,88 persen. Tercatat konsumsi rumah tangga 4,54 persen secara yoy.

"Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB," katanya.

Kemudian, pembentukan modal tetap bruto atau PMTB berkontribusi sebesar 29,11 persen, dengan pertumbuhan sebesar 2,11 persen. Pada perdagangan luar negeri, ekspor tumbuh 11,68 persen, diikuti impor tumbuh 2,77 persen.

Lalu, konsumsi pemerintah dengan kontribusi sebesar 5,32 persen tumbuh 3,99 persen. Terakhir, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 6,17 persen.

https://money.kompas.com/read/2023/05/05/184000626/membedah-sumber-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-yang-capai-5-03-persen

Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke