Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan, distribusi rice cooker itu terbanyak ada di pulau Jawa-Bali dengan jumlah 192.890 unit.
Lalu disusul Sumatera 61.040 unit, Sulawesi 36.648 unit, Kalimantan 35.307 unit, Nusa Tenggara 7.459 unit, Maluku 5.640 unit, dan Papua 3.637 unit.
"Jawa-Bali memang lebih banyak karena menyangkut terhadap kesiapan sistem kelistrikan," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Ia menjelaskan, kesiapan infrastruktur kelistrikan di Jawa-Bali lebih memadai ketimbang pulau lainnya sehingga mampu memenuhi permintaan listrik yang besar. Terlebih, sistem kelistrikan Jawa-Bali masih mengalami kelebihan kapasitas atau over capacity.
Jisman bilang, setiap unit rice cooker tersebut memerlukan daya sekitar 300-350 watt. Maka ketika dilakukan pemberian rice cooker yang cukup banyak di wilayah Jawa-Bali, dipastikan kondisi sistem kelistrikan tidak akan terganggu.
Lebih lanjut, Jisman mengatakan, realisasi pembagian rice cooker di 2023 itu setara 68,5 persen dari target 500.000 unit. Menurutnya, pembagian rice cooker berlanjut di tahun ini dan diharapkan bisa rampung pada Januari 2024.
Selain itu, program pembagian AML gratis ini juga akan dievaluasi Kementerian ESDM. Hal ini untuk mengetahui respons masyarakat yang menerima rice cooker gratis, terutama melihat perubahan gaya hidup dari elpiji ke energi listrik.
Lantaran, kata dia, kebijakan pembagian AML memang bertujuan untuk menekan konsumsi elpiji, terutama elpiji 3 kilogram (kg), yang pasokannya dipenuhi dari impor. Dengan demikian, diharapkan bisa menekan impor elpiji.
"Karena kita ingin mengurangi impor elpiji, sementara kita juga mempunyai listrik yang cukup, terutama di Jawa-Bali. Nah ini kalau sudah dijalankan, kita akan mendapatkan clean cooking," tutup Jisman.
https://money.kompas.com/read/2024/01/18/170800726/pembagian-rice-cooker-gratis-terbanyak-di-jawa-bali-kementerian-esdm-ungkap