Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos Jasa Marga Beberkan Alasan BUJT Enggan Gratiskan Tarif Tol Seperti Malaysia

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, untuk diskon tarif tol saja sebagian BUJT enggan untuk memberikan.

Namun karena pemerintah terus mendorong, maka para BUJT yang tergabung dalam Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) akhirnya sepakat untuk memberikan diskon sebesar 20 persen saat Lebaran 2024.

"Kita ini diskusi di ATI susah sekali ngasih diskon ini. Kalau Jasa Marga sudah mendahului 20 persen, yang lain malah ada yang enggak mau," ujarnya saat RDP dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Dia melanjutkan, berkaca dari hal itu, tentu BUJT akan lebih enggan lagi jika diminta untuk memberikan diskon tarif tol yang lebih besar yakni 50 persen atau bahkan tarif tol gratis.

Pasalnya, para BUJT ini tidak semuanya berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) seperti Jasa Marga. Kebanyakan dari mereka merupakan perusahaan terbuka yang harus mempertanggungjawabkan kinerja keuangan perusahaan kepada para investor.

"Kalau ditanggung kita semua ini kita agak repot juga diskusinya. Karena kita juga kan ada milik publik, apalagi sekarang ada asing masuk ke tol lagi, enggak semuanya milik BUMN," jelasnya.


Selain itu, pemberian tarif tol gratis saat Lebaran 2024 seperti yang diterapkan Malaysia selama 2 hari itu tidak sepenuhnya ditanggung BUJT.

Dia bilang, pemerintah Malaysia memberikan kompensasi tarif tol itu kepada BUJT sebesar 37,6 juta ringgit atau setara Rp 126,3 miliar.

Oleh karenanya, jika Indonesia ingin merealisasikan tarif tol gratis selama Lebaran 2023 maka beban tarif itu tidak hanya ditanggung oleh BUJT tetapi juga pemerintah.

"Kalau mau mungkin misalnya kita mau memberikan diskon yang agak besar misalnya 50 persen atau berapa, ATI berapa persen, pemerintah berapa persen gitu lho. Tapi dipilih harinya, lajur mana gitu bisa," tuturnya.


DPR Minta BUJT Berikan Diskon Tarif Tol 50 Persen atau Gratis

Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR Sigit Sosiantomo meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan BUJT untuk memberikan diskon tarif tol sampai 50 persen saat Lebaran.

Kata Sigit, diskon tarif tol hingga 50 persen itu bisa ditanggung 20 persen oleh BUJT seperti yang dilakukan pada periode Lebaran 2024 dan 30 persennya ditanggung oleh Kementerian PUPR

Usulan ini diungkapkan saat rapat kerja persiapan mudik lebaran 2024 bersama Komisi V DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

"Saya setuju Pak Ketua tadi minta diskon 50 persen, 30 persen dari Pak Menteri PUPR," ujarnya.

Sigit juga mencontohkan negara tetangga yakni Malaysia yang berani memberikan diskon tarif tol sebesar 100 persen alias gratis.

Malaysia menggratiskan tarif tol untuk masyarakat selama dua hari 8-9 April 2024. Kebijakan ini tidak hanya dilakukan pada periode Lebaran 2024 tetapi juga pada Lebaran 2023.

Berkaca dari Malaysia, Sigit menilai seharusnya hal ini juga bisa diterapkan di Indonesia.

Pasalnya, dia menilai diskon tarif tol saat ini yang sebesar 20 persen masih kurang sedangkan diskon ini dibutuhkan untuk mendukung kelancaran arus mudik lebaran.

"Kebijakan Pak Menteri PUPR yang populis sangat dibutuhkan. Masa kalah sama Malaysia gratis tol saat Lebaran? Dan keuntungan jalan tol dihitung dalam kondisi normal dia enggak memasukkan faktor Lebaran atau Nataru," ucapnya.

Tanggapan PUPR: Memungkinkan, tapi...

Ditemui di sela raker, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, diskon tarif tol sebesar 50 persen bahkan tarif tol gratis pun memungkinkan untuk direalisasikan.

Hanya saja, hal ini dapat membebani keuangan negara. Sebab, para BUJT pasti akan meminta penggantian anggaran kepada pemerintah.

"Ya memungkinkan saja, kalau secara aturan digratiskan pun mungkin. Tapi mereka akan klaim ke negara. Kan eman-eman nanti. Mahal itu," ucap Hedy kepada wartawan, Selasa.

Oleh karenanya, menurut dia, lebih baik diskon tarif tol diberikan secara sukarela kepada masing-masing BUJT seperti yang dilakukan selama ini.

"Kita lebih baik memohon sukarela dari BUJT-nya. Karena kalau tol macet berhenti padet hampir berhenti, untung enggak BUJT-nya? enggak kan? Karena yang lewat gerbang yang dihitung. Kalau padet macet berarti yang lewat gerbangnya makin sedikit," jelasnya

https://money.kompas.com/read/2024/04/04/080000326/bos-jasa-marga-beberkan-alasan-bujt-enggan-gratiskan-tarif-tol-seperti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke