Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] BI soal Viral Uang Disiram Bensin | Daftar Negara dengan Miliarder Terbanyak

Kompas.com - 13/05/2019, 05:39 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Viral Video Pastikan Keaslian Uang Rp 50.000 dengan Disiram Bensin, Ini Komentar BI

Sebuah video beredar luas di media sosial yang memperlihatkan seorang petugas SPBU menyiram uang kertas pecahan Rp 50.000 menggunakan bensin. Aksi ini kabarnya dilakukan sang petugas SPBU untuk membuktikan keaslian uang yang diserahkan oleh konsumen untuk membeli bensin.

Menanggapi hal itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ros­maya Hadi mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan edukasi untuk memastikan keaslian uang rupiah dengan menggunakan bensin.

Apa yang dilakukan Bank sentral untuk mengedukasi keaslian uang tersebut? Simak di sini

Baca juga: Tips Terhindar dari Uang Palsu Jelang Lebaran

2. Ini Daftar 15 Negara dengan Jumlah Miliarder Terbanyak di Dunia

Wealth-X, sebuah perusahaan riset yang berfokus pada data mengenai kekayaan para miliarder di seluruh dunia baru saja merilis hasil Billionaire Census 2019.

Di dalam sensus tersebut disebutkan terdapat 15 negara dengan jumlah populasi penduduk super kaya terbanyak di dunia, yang mendominasi 75 persen dari jumlah miliarder di seluruh dunia.

Selain itu, jumlah kekayaan yang diakumulasikan dari 15 negara tersebut mencapai 79 persen dari seluruh kekayaan para miliarder di seluruh dunia.

Negara mana saja yang paling banyak miliardernya? Bagaimana dengan Indonesia? Baca di sini

Baca juga: Penasaran dengan Hobi Para Miliarder Dunia? Berikut Daftarnya

3. Penumpang Sesak Nafas, Penerbangan Garuda Rute Surabaya-Singapura Mendarat di Soetta

Penerbangan Garuda Indonesia GA854 rute Surabaya - Singapura melakukan pengalihan pendaratan (divert) di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Pengalihan pendaratan tersebut dilakukan setelah awak kabin melihat salah satu penumpang di kursi ekonomi 22H mengalami sesak nafas.

"Pesawat rute Surabaya - Singapura itu terpaksa harus mengalihkan pendaratan di Jakarta karena alasan kemanusiaan setelah beberapa waktu pasca pesawat take off," kata Direktur Operasi Garuda Indonesia Kapten Bambang Adisurya Angkasa dalam siaran pers, Minggu (12/5/2019).

Bagaimana cerita lengkapnya? Simak di sini

Baca juga: Garuda Indonesia Maskapai Paling On Time Sedunia

4. Analis: Keuntungan Amerika Atas China Tak Akan Bertahan Lama

Belum lama ini, Trump mengancam akan menaikkan tarif produk Amerika di China. Namun menurut Analis tren geopilitik dan ketua KKR Global Institute David Petraeus, keuntungan negosiasi Amerika atas Cina dalam pembicaraan perdagangan tidak akan bertahan selamanya.

"Dalam jangka pendek, Amerika Serikat memang memiliki pengaruh yang sangat besar melihat kebutuhan Cina untuk tetap membeli barang-barangnya. Di sisi lain, melambatnya perekonomian negara itu. Namun untuk jangka panjang, tentu tidak," kata David Petraeus dikutip CNN, Minggu (12/5/2019).

Apa alasannnya? Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Perang Dagang, China Siap Membalas jika Trump Jadi Naikkan Tarif Impor

5. Soal "Pemagaran" Laut, Menteri Susi Bandingkan RI dengan Singapura dan Australia

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terus menenggelamkan kapal pencuri ikan. Penenggelaman kapal ini sebagai bentuk ketegasan terhadap kedaulatan wilayah kelautan Indonesia.

Susi pun menilai Indonesia bisa menyamakan Singapura dalam hal integritas "pemagaran laut".

"Singapura yang kecil pun tidak memagari lautnya dengan kapal-kapal perang, namun Singapura memagari dengan akuntibiltas, integritas, dan ketegasan. Walaupun kecil, negara ini disegani di Asia bahkan di dunia. Nah, kita Indonesia ini juga bisa, bukan tidak bisa,” sebut Menteri Susi dalam siaran pers, Minggu (12/5/2019).

Apa yang dimaksud pemagaran laut ini? Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Luhut Sebut Satgas 115 yang Dipimpin Menteri Susi Perlu Dievaluasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com