Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Produk Tembakau Alternatif, Ini Kata Ahli Jantung Yunani

Kompas.com - 30/08/2019, 09:44 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Perkembangan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan masih diselimuti pro dan kontra.

Hal ini menyangkut dampak penggunaan produk tembakau alternatif tersebut terhadap kesehatan. Ada yang bilang lebih baik, namun ada juga yang menganggapnya sama saja dengan rokok biasa.

Menurut Ahli Jantung Pusat Bedah Jantung Onassis, Universitas Patras Yunani Dr Konstantinos Farsalinos, produk tembakau alternatif merupakan alat bantu yang efektif menurunkan risiko merokok terhadap kesehatan.

"Pengurangan bahaya merokok adalah suatu keharusan," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Asian   Harm Reduction Forum ke-3 di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).

Baca juga: Asosiasi: Industri Tembakau Alternatif Tumbuh Pesat

Dalam 8 tahun terakhir, kata dia, banyak penelitian yang menunjukan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko yang lebih rendah dari tembakau yang dibakar.

Hal inilah yang membuat produk tembakau dipanaskan kian berkembang karena bisa diterima masyarakat.

Masyarakat misalnya, ucap Farsalinos, banyak menggunakan salah satu produk tembakau alternatif yakni Snus.

Dari hasil studi epidemiologi jangka panjang, kata dia, Swedia memiliki tingkat kematian terendah di Eropa akibat penyakit jantung dan kanker.

"Rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan sejauh ini merupakan penghentian merokok yang paling populer," kata dia.

Baca juga: Bahas Bahaya Rokok Hingga Game, 100 Ahli Kumpul di Seoul

Sekitar 100 ahli bidang kesehatan dan kebijakan publik dari 18 negara berkumpul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8/2019).

Tujuannya, membahas topik pengurangan bahaya rokok, alkohol hingga game dari perspektif ilmiah hingga kesehatan masyarakat dalam Asia Harm Reduction Forum (AHRF) ke-3.

"Kami percaya bahwa forum ini akan bermanfaat bagi sektor kesehatan publik," ujar Presiden Korea Harm Reduction Association (KHRA) Okryun Moon.

"Dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kebijakan pengurangan bahaya," sambungnya.

Kali ini AHRF digelar oleh KHRA bersama dengan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com