Melalui program Serasi, kawasan rawa dapat ditanami dua kali setahun dengan dua jenis varietas, yakni unggul dan lokal.
Dengan begitu, diharapkan Indeks Pertanamannya (IP) naik dari 100 menjadi 200, bahkan bisa mencapai 300, termasuk untuk budidaya hortikultura.
Baca juga: Mentan: Garap 200 Ribu Hektar Lahan Rawa, Penghasilan Sumsel Naik Rp 14 Triliun
Syamsir menyebutkan, beberapa kawasan lahan rawa potensial terdapat di Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah(HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan, dan Tabalong.
“Lahan rawa lebak paling luas berada di kabupaten Tapin, HSS, dan HSU, yang mencapai ratusan ribu hektar akan terus diberdayakan dengan dua pola, yakni modernisasi teknologi mekanik dan pola kearifan lokal,” kata Syamsir.
Selain itu, ungkap Syamsir, lahan tidur yang sebelumnya kurang maksimal dimanfaatkan, sudah mulai dibuka dengan program Luas Tambah Tanam (LTT).
Program tersebut menjadi pendongkrak percepatan tanam di lahan yang tidak memungkinkan, sehingga bisa diberdayakan dalam waktu singkat.
Baca juga: Optimalkan Lahan Rawa, Kementan Gencar Galakan Program Serasi
Untuk mempercepat pengolahan lahan tahap awal bisa agar selesai tepat waktu, Syamsir mengatakan, pihaknya telah mengerahkan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Akan tetapi, Syamsir mengaku, pelaksanaan program Serasi di beberapa daerah sempat mengalami keterlambatan karena kekurangan alat berat, seperti ekskavator.
Untuk itu, pihaknya mengusulkan tambahan 50 unit ekskavator dan 284 unit traktor roda empat ke Kementerian Pertanian (Kementan).
“Alat berat yang masih kurang perlu ditambah agar tanam Oktober-Maret dapat terealisasi,” katanya.
Terkait kelancaran operasional di lapangan, Dinas TPH juga melatih calon operator, seperti operator combine harvester (mesin pemanen) secara bertahap.
Pelatihan tahap pertama itu melibatkan 80 calon operator, dari Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Tengah, yang mendapat pelatihan untuk pemula selama 3 hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.