Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Menteri BUMN Dinanti Pasar, Ini PR yang Harus Diselesaikan

Kompas.com - 22/10/2019, 16:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin telah selesai dilaksanakan. Kini, pasar menanti sosok menteri-menteri yang akan membantu presiden dalam kabinet kerja yang baru.

Susunan kabinet yang diisi oleh beberapa menteri ditengarai akan banyak mempengaruhi kepercayaan pasar dan publik, yang akhirnya berdampak pada gerak perekonomian ke depan.
Salah satunya adalah menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menteri BUMN adalah salah satu sosok yang banyak dipertanyakan oleh pasar.

Sebab menteri BUMN memiliki peranan tak kalah penting dengan posisi menteri lainnya. Banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan menteri BUMN dalam 5 tahun ke depan, salah satunya mendorong sektor swasta untuk berinvestasi.

‘’Salah satu pekerjaan rumah menteri BUMN dalam lima tahun ke depan adalah merangkul sektor swasta untuk mau berinvestasi, mengingat tumpukan beban utang BUMN yang semakin tinggi,’’ kata Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International, Harry Su dalam siaran pers, Selasa (22/10/2019).

Baca juga: Dapat Dukungan BUMN, Merpati Airlines Bangkit dari Mati Suri

Menurutnya, kerjasama antara BUMN dan Swasta diperlukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi ke depan.

Bila pemerintah masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur misalnya, pemerintah juga mesti mendorong sektor swasta di bidang infrastruktur untuk berinvestasi.

Adapun berdasarkan data yang dirilis Bloomberg, rasio jumlah pinjaman (net gearing ratio) dibandingkan modal sendiri perusahaan BUMN di sektor konstruksi meningkat cukup signifikan. Rasio itu naik tajam ke kisaran 143,4 persen hingga semester I 2019 dari sekitar 37,2 persen pada 2013.

Baca juga: Menteri BUMN Minta Bos Garuda Selamatkan Merpati Airlines

Hal tersebut, kata Harry, memperlihatkan kemampuan permodalan BUMN sektor konstruksi untuk membiayai proyek infrastruktur kedepan semakin terbatas.

Untuk itu, pemerintah dirasa perlu menggandeng sektor swasta untuk berinvestasi.

"Bila pemerintah masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur, ada baiknya menggandeng sektor swasta. Karena kerjasama antara BUMN dan Swasta diperlukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi di masa mendatang," pungkasnya.

Baca juga: Jelang Masa Jabatan Berakhir, Menteri Rini Kumpulkan 143 CEO BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com