Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Asia, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 11/12/2019, 12:26 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Development Bank (ADB) menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia untuk tahun ini dan tahun depan seiring dengan merosotnya pertumbuhan ekonomi di China dan India karena dibebani sejumlah faktor eksternal dan domestik.

Dalam laporan tambahan untuk Asian Development Outlook 2019 Update yang dirilis pada bulan September, ADB kini memperkirakan produk domestik bruto (PDB) di kawasan ini hanya akan tumbuh 5,2 persen, baik pada 2019 maupun 2020. Angka ini turun dari prakiraan sebelumnya di September 2019 yang sebesar 5,4 persen untuk tahun ini dan 5,5 persen tahun depan.

“Ketegangan perdagangan yang terus berlangsung menyulitkan kawasan ini dan masih menjadi risiko terbesar terhadap proyeksi ekonomi dalam jangka yang lebih panjang. Investasi domestik juga melemah di banyak negara seiring menurunnya sentimen bisnis,” kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Kepala BKPM: Di Tanah Abang Sudah Susah Cari Produk Made in Indonesia

Yayusuki pun memaparkan, revisi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia juga bakal dibarengi dengan naiknya angka inflasi.

Laporan tambahan tersebut memproyeksikan inflasi akan sebesar 2,8 persen pada 2019 dan 3,1 persen pada 2020, naik dari prediksi September bahwa harga-harga akan naik 2,7 persen pada tahun ini dan tahun depan.

“Inflasi bergerak naik akibat harga pangan yang lebih tinggi, apalagi demam babi Afrika (african swine fever) telah menjadikan harga babi naik drastis (di China)," jelas dia.

Di Asia Tenggara, banyak negara yang masih mengalami penurunan ekspor dan pelemahan investasi, dan proyeksi pertumbuhan untuk Singapura dan Thailand telah diturunkan.

Sementara untuk Indonesia, ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen pada tahun ini dan 5,2 persen pada 2020.

Baca juga: Jomplangnya PNBP dari Taman Nasional Komodo

Adapun untuk kawasan Pasifik pertumbuhan PDB diperkirakan akan melambat karena aktivitas di Fiji, perekonomian kedua terbesar di kawasan ini setelah Papua Nugini, tampaknya tidak sebesar yang perkirakan sebelumnya.

Di Asia Timur, pertumbuhan ekonomi di China diperkirakan sebesar 6,1 persen untuk tahun ini dan 5,8 persen untuk tahun depan akibat ketegangan perdagangan dan perlambatan aktivitas global.

Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan September yang masing-masing tumbuh sebesar 6,2 persen dan 6 persen.

Hal tersebut juga dibarengi dengan melemahnya permintaan domestik, terutama belanja rumah tangga, akibat harga daging babi yang sudah berlipat ganda dibandingkan dengan harga setahun lalu.

Baca juga: BKN Akhirnya Umumkan Pelamar Setiap Formasi, Cek Hasilnya di Sini

Namun, pertumbuhan dapat melaju kembali apabila Amerika Serikat dan China dapat mencapai persetujuan perdagangan.

Untuk Hong Kong, yang memang secara teknis sudah mengalami resesi, akan mengalami tekanan berat yang kemungkinan akan terus berlanjut sampai 2020. Perekonomiannya kini diperkirakan akan berkontraksi 1,2 persen pada tahun ini dan tumbuh 0.3 persen tahun depan.

Di Asia Selatan, pertumbuhan India kini tampaknya hanya akan tumbuh 5,1 persen pada tahun fiskal 2019 seiring kejatuhan sebuah perusahaan besar di bidang pembiayaan nonbank pada 2018 yang menimbulkan penghindaran risiko di sektor keuangan dan kredit yang semakin ketat.

Baca juga: Cara Mengajukan Sanggahan Jika Gagal Seleksi Administrasi CPNS 2019

Pertumbuhan ekonomi India semestinya akan naik ke 6,5 persen pada tahun fiskal 2020 jika ada kebijakan yang mendukung. Pada bulan September, ADB memperkirakan pertumbuhan PDB India sebesar 6,5 persen pada tahun 2019 dan 7,2 persen pada 2020.

Adapun Asia Tengah adalah satu-satunya sub-kawasan yang prospeknya tampak lebih cerah sekarang daripada di bulan September, terutama berkat peningkatan pengeluaran pemerintah di Kazakhstan yang merupakan perekonomian terbesar di kawasan ini.

Asia Tengah kini diperkirakan akan tumbuh 4,6 persen pada tahun 2019, naik dari prediksi sebelum yang tumbuh sebesar 4,4 persen. Perkiraan pertumbuhan untuk 2020 adalah sebesar 4,5 persen.

Perekonomian Kazakhstan kini diperkirakan akan meningkat 4,1 persen pada tahun ini dan tumbuh 3.8 persen tahun depan.

Baca juga: Ahok: Saya Yakin Bisa Membawa Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com