Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Intensitas Hujan, Ini yang Dilakukan BPPT

Kompas.com - 03/01/2020, 16:06 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di beberapa wilayah yang berpotensi turunnya hujan yang tinggi.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, operasi ini sudah dilakukan mulai pagi hari dengan memberangkatkan armada pesawat Casa-212 yang membawa garam untuk penyemaian sebanyak 800 kilogram garam.

"Proses TMC ini berfungsi untuk mempercepat cloud siding atau penyemaian awan menggunakan garam, jadi ketika kita mendapat informasi dari BMKG Jabodetabek akan turun hujan kita langsung perintahkan armada kita terbang untuk menyemaikan garam ke awan-awan yang dimana awan yang harusnya jatuh menjadi hujan dan turun di wilayah Jabodetabek kita semaikan garam ke atas awan dan hujan yang turun tepat di atas laut atau Selat Sunda," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Baca juga: BPPT Kembangkan Drone Elang Hitam, Bisa Lacak Illegal Fishing

Menurut Hammam, cara ini dapat mengurangi intensitas hujan sehingga bisa mempercepat banjir yang menyerang Jabodetabek beberapa hari ini.

"Kita yakin dengan bantuan teknologi seperti ini kita mampu mengurangi intensitas curah hujan di wilayah Jakarta, kita lihat saja mulai tadi pagi hingga saat ini (pukul 14.30 WIB) hujan belum turun," jelasnya.

Operasi TMC ini merupakan hasil kerja sama BPPT dengan beberapa lembaga pemerintahan seperti Badan Nasional Penanggulangaj Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU).

Baca juga: Tokopedia Bantah Kabar Gudangnya Terendam Banjir

Untuk operasi TMC ini digunakan pesawat CASA 212-200 dengan registrasi A-2105 dari skadron Udara 4 Abdurrachman Saleh Malang dan CN-295 dari skadron udara 2 Halim Perdanakusumah Jakarta.

"Kami berharap dengan adanya TMC dan bantuan dari lembaga pemerintahan bencana banjir di Jabodetabek ini bisa kita atasi bersama," harapnya.

Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Soemantri mengatakan, teknologi ini sangat membantu dan dibutuhkan di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Musim hujan dampak negatifnya adalah terjadinya banjir dan musim kemarau dampak negatifnya terjadi kebakaran hutan.

"Melalui teknologi ini kita bisa manfaatkan untuk dua musim, satu untuk musim hujan seperti bencana sekarang ini dan kedua bisa kita gunakan untuk musim kemarau jika bencana kebakaran seperti di Riau terjadi lagi," jelasnya.

Baca juga: Atasi Banjir Jakarta, Menteri PUPR: Pemprov Bebaskan Lahan, Kami Membangun...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Whats New
Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Whats New
Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Whats New
Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Whats New
Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Whats New
Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com