Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Asuransi Minta Sri Mulyani Talangi Jiwasraya

Kompas.com - 18/01/2020, 16:34 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri asuransi kini tengah menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya disebabkan kasus gagal bayar klaim yang menimpa PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Pemerhati dan Analis Asuransi Irvan Raharjo pun mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati perlu untuk memberikan dana talangan atau bailout atas gagal bayar klaim perusahaan pelat merah tersebut.

Dia menilai, pemerintah memiliki utang kepada industri asuransi lantaran tidak memberikan perhatian kepada industri tersebut.

"Satu solusi, kita serukan ke Menteri Keuangan untuk membail out Jiwasraya dan seluruh rangkaian persoalan yang lebih sama, sudah banyak yang disebut-sebut dan setelah ini akan ada lagi," ujar dia di Diskusi Polemik Jiwasraya dan Prospek Asuransi di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

Baca juga: Selain Jiwasraya dan Asabri, Ombudsman Juga Tengah Awasi Taspen

Sebagai informasi, bailout adalah pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan.

Sebelumnya sempat diberitakan Jiwasraya setidaknya membutuhkan dana Rp 32,89 triliun agar rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) sesuai ketentuan yakni minimal 120 persen.

Namun demikian, Ekonom Universitas Indonesia (UI) sekaligus Direktur eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi menilai bailout belum dibutuhkan oleh Jiwasraya.

Meski dana yang dibutuhkan Jiwasraya cenderung kecil jika dibandingkan dengan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah, Fithra menilai jika anggaran tersebut bisa menimbulkan trade off dan opportunity cost.

Selain itu dia menilai dengan pemberian dana talangan oleh pemerintah, bisa membuat pelaku di industri asuransi untuk melakukan hal yang sama.

"Nanti kalau dibayar mereka mikirnya ah nanti juga dibayar kok (sama pemerintah)," ujar dia dalam kesempatan yang sama.

Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah Jiwasraya berkolaborasi dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut dia, dengan melakukan kolaborasi tersebut setidaknya dalam tiga hingga empat tahun premi Jiwasraya bisa meningkat signifikan. Selain itu, pembentukan Lembaga Penjamin Polis (LPP) harus segera dilakukan.

"Undang-undang asuransi untuk Lembaga Penjamin Asuransi (LPP) harus disegerakan. Ini untuk memeunculkan trust ke asuransi jiwa agar tidak terpuruk," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com