Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Virus Corona Buat Ekonomi China Sulit, Begitu Juga Dunia

Kompas.com - 03/02/2020, 15:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, wabah virus corona yang merebak sejak akhir tahun 2019, akan berdampak pada perekonomian China pada kuartal I 2020.

Sulitnya ekonomi China pada kuartal I 2020 berujung pada dampaknya pada perekonomian dunia, terutama bagi negara-negara yang memiliki keterkaitan erat dengan China.

"Dalam situasi ini kan prioritasnya adalah keselamatan dulu, tapi nanti pasti akan ada pengaruh yang kita lihat ke seluruh dunia terhadap kinerja perekonomian China," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, RI Akan Hentikan Sementara Impor Pangan dari China

Di China sendiri, kata Sri Mulyani, negara Tirai Bambu itu akan tertekan dari segi konsumsi domestik dan kinerja ekspor.

Namun, hal itu tergantung kembali dari sigapnya pemerintah China menangani penyebaran virus di provinsi masing-masing.

"(Tergantung) dengan cukup panjangnya masa untuk penanganan dari corona di masing-masing kota atau provinsi di sana," ujar wanita yang kerap disapa Ani tersebut.

Dia pun yakin, China sudah menyiapkan kebijakan yang mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi negaranya sehingga berimbas positif pada ekonomi dunia.

Baca juga: Sri Mulyani: Virus Corona Berdampak ke Sektor Pariwisata, tetapi..

Meski dia bilang, hal itu harus dilakukan secara bertahap dan mungkin akan sangat sulit tercapai pada kuartal I 2020.

"Tapi rasanya kuartal I mungkin akan sangat sulit. Dan itu nanti pengaruhnya kepada seluruh dunia termasuk Indonesia dari mulai jalur tourism, harga komoditas, dan ekspor secara umum juga akan terganggu," pungkas Ani.

Sebelumnya, mantan direktur Bank Dunia ini mengaku wabah virus corona mungkin akan berdampak pada beberapa sektor, utamanya sektor pariwisata Indonesia.

Apalagi, pemerintah telah melarang terbang beberapa maskapai dalam negeri dari dan ke China. Sehingga, jumlah turis China di berbagai daerah pariwisata akan menurun.

"Tapi kita juga punya pariwisata yang mungkin akan terpengaruh (karena virus corona)," ujarnya.

Baca juga: Virus Corona Masih Akan Membayangi IHSG Pekan Ini

Adapun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya resmi mengumumkan status darurat dunia atas kasus virus corona yang terus menyebar ke luar China.

Hingga pagi ini dilaporkan, korban meninggal akibat virus corona di China telah mencapai 361 orang. Angka itu menembus jumlah korban meninggal SARS di China pada 2002-2003 yang mencapai 349 jiwa.

Selain itu dikutip AFP, Senin (3/2/2020), patogen dengan kode 2019-nCov itu sudah menjangkiti 17.200 di seluruh Negeri "Panda", termasuk kasus infeksi lain di 24 negara.

Dalam upayanya mencegah penyebaran wabah, Beijing memutuskan untuk menutup kota di wilayah timur Wenzhou ditutup pada Minggu (2/2/2020).

Padahal, Wenzhou berlokasi sekitar 800 kilometer dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei tempat di mana penyakit itu pertama kali dilaporkan.

Negara anggota G7; AS, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris termasuk di antara 24 negara yang melaporkan kasus positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com