Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Krisis Hantui Singapura Pasca Serangan Corona

Kompas.com - 09/02/2020, 15:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Dampak virus korona ini akan dirasakan sektor pariwisata Singapura dalam beberapa bulan mendatang dan mungkin ”membayangi” pertumbuhan ekonomi negara itu untuk kuartal pertama.

Baca juga: Panik Corona, Warga Singapura Geruduk Supermarket Borong Belanjaan

Namun, dengan ketidakpastian yang masih berputar-putar mengenai keparahan dan penyebaran virus, menurut beberapa ekonom, seperti dikutip CNA, masih terlalu dini mengatakan seberapa besar dampak virus itu terhadap ekonomi Singapura secara keseluruhan.

Selena Ling, Kepala Riset dan Strategi Keuangan OCBC, mengatakan bahwa pembatalan tur, bersamaan dengan kepercayaan pada bisnis dan ekonomi, setelah wabah virus korona kemungkinan akan ”membayangi” momentum pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal I-2020.

Tidak hanya Singapura yang terkena dampak pembatalan tur kelompok dari China. Thailand yang menjadi negara tujuan favorit turis China pun juga terkena dampak pembatalan kunjungan turis dari China itu.

Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) mengatakan, jumlah wisatawan China ke Thailand diperkirakan turun hingga 2 juta kunjungan, dari 11 juta kunjungan menjadi 9 juta kunjungan.

Larangan tur kelompok tersebut jelas menghantam turisme di Thailand karena tur kelompok itu merupakan sumber pengunjung terbesar wisatawan asing ke Thailand.

Baca juga: Corona Jadi Penyebab Bawang Putih Mahal?

Kementerian Pariwisata Thailand memperkirakan, berkurangnya perjalanan kunjungan wisatawan China ke Thailand akan mengakibatkan hilangnya pendapatan pariwisata Thailand sebesar 50 miliar baht setara dengan 1,52 miliar dollar AS atau sekitar Rp 20,7 triliun.

Kepanikan warga

Semakin meluasnya wabah virus corona, membuat warga Singapura resah. Mereka semakin panik setelah Pemerintah Singapura menaikkan status penyebaran corona, dari level waspada ke oranye sejak Jumat (7/2/2020) lalu.

Dilansir dari SCMP, warga Singapura ramai-ramai menggeruduk supermarket dan memborong keperluan untuk persediaan logistik harian seperti tisu dan mie instan.

Pemerintah Singapura sudah menyatakan bahwa stok barang-barang kebutuhan pokok tersebut masih terkendali, sehingga meminta warganya tak perlu panik berlebihan.

Di sejumlah supermarket, tampak warga Singapura rela antre panjang untuk mendapatkan bahan pokok yang dibutuhkan. Rak-rak di beberapa supermarket bahkan sudah terlihat kosong.

Baca juga: Imbas Wabah Corona, Hong Kong Airlines PHK 400 Karyawan

Seperti yang di NTUC FairPrice, salah satu supermarket di kawasan Bukit Timah Plaza, tampak antrean mengular warga yang berbelanja.

Sementara di deretan lainnya terlihat warga dengan troli belanjaan penuh.

Warga Singapura kini dihadapkan pada situasi sulit untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan harian karena lonjakan permintaan yang tinggi sejak Jumat lalu.

Selain menyerbu supermarket, toko-toko online penyedia bahan pokok juga tak luput dari imbas kepanikan warga, sehingga barang-barang yang tersedia langsung ludes diborong dalam waktu singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com