Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Investasi Jiwasraya di Saham Gocap Berbalut Reksa Dana, Ini Fakta-faktanya

Kompas.com - 11/02/2020, 10:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di dalam rapat dengan Anggota Komisi XI DPR RI, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan beberapa fakta modus investasi yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya di saham-saham berkinerja buruk atau gocap (Rp 50an).

Meski terlebih dahulu dicecar oleh para anggota Komisi XI di awal rapat dengar pendapat tersebut, terdapat beberapa fakta menarik mengenai modus investasi perusahaan asuransi pelat merah tersebut. Salah satunya, berinvestasi di saham-saham gocap yang terlebih dahulu sudah dibalut mernjadi reksa dana oleh perusahaan manajer investasi.

Hal tersebut bermula ketika Anggota Komisi XI dari fraksi Golkar Misbakhun menanyakan soal adanya modus penjualan saham-saham berkinerja buruk yang dikemas dalam produk reksa dana oleh manajer investasi untuk ditransaksikan dengan Jiwasraya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi.

"Iya, ada saham-saham underperform yang dibalut dalam reksa dana dan itu betul," ujar Inarno di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Ada Indikasi Kolusi, BEI Benarkan Modus Saham Gocap Dibalut Reksa Dana Untuk Investasi Jiwasraya

Berikut fakta-faktanya seperti dihimpun Kompas.com:

1. Dugaan DPR soal kongkalikong investasi

Komisi XI DPR RI terlebih dahulu menyatakan dugaan kongkalikong atau konspirasi dalam proses investasi di Jiwasraya.

Misbakhun mengatakan dengan sistem canggih yang sudah dimiliki oleh otoritas bursa, yaitu Jakarta Automated Trading System (JATS) dan Securities Markets Automated Research Trading and Surveillance (SMARTS) untuk merekam berbagai transaksi perdagangan di pasar modal, namun nyatanya Jiwasraya bisa melakukan investasi di saham-saham gorengan.

Hal tersebut pun tidak terendus oleh otoritas.

“Apa yang membuat ini terjadi? Apakah orangnya terlalu pintar, atau bapak-bapak yang gampang diakali, atau terjadi konspirasi mendalam antara pelaku, pasarnya, dan regultornya. Kongkalikong ini, komplotan ini,” ucap Misbakhun.

Menanggapi hal tersebut, Inarno pun menjelaskan, pihak bursa telah memberi peringatan kepada para investor mengenai saham-saham yang berkinerja buruk. Peringatan tersebut dalam bentuk notasi pada kode saham emiten juga pemberian sanksi baik berupa penetapan Unusual Market Activity (UMA) dan penghentian sementara perdagangan saham (suspensi).

Baca juga: DPR Duga Ada Kongkalikong Investasi di Jiwasraya

2. Produk reksa dana dibuat khusus

Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo memaparkan banyak produk investasi reksa dana yang ditawarkan oleh manajer investasi sebagian besar dibuat khusus untuk Jiwasraya.

"Kalau melihat isi dari manajer investasi punya produk, ada beberapa isi seperti yang dilaporkan, mayoritas saham-saham tertentu. Kalau ditanyakan persengkokolan kami nggak tahu persisnya. tapi kalau dicoba dari hasil manajer investasi yang mempunyai izin, isisnya itu produk-produknya beberapa tailor made untuk Jiwasraya," ujar Uriep dalam kesempatan yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com