Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Anjlok ke Kisaran 30 Dollar AS, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 10/03/2020, 07:37 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

Negara-negara lain dalam kelompok itu kemungkinan akan meningkatkan pasokan dan memangkas harga untuk bersaing, menambah pasar yang sudah dibanjiri minyak mentah.

“Prognosis untuk pasar minyak bahkan lebih mengerikan daripada pada November 2014, ketika perang harga seperti itu dimulai, karena terjadi di depan kejatuhan permintaan minyak signifikan akibat virus corona,” kata Goldman Sachs.

Baca juga: Turun 6 Hari Berturut-turut, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah sejak Juli 2017

Arab Saudi, Rusia, dan produsen besar lainnya terakhir berebut untuk mendapatkan pangsa pasar pada 2014 dalam upaya menekan produksi dari Amerika Serikat, yang belum bergabung dengan pakta pembatasan produksi apa pun dan sekarang menjadi produsen minyak mentah terbesar dunia berkat laju yang cepat peningkatan produksi dari sektor serpih.

Wabah global dari virus corona mendorong pemimpin OPEC secara de facto Arab Saudi untuk mencari pengurangan produksi tambahan dari kelompok OPEC+. Lebih dari 110.000 orang telah terinfeksi di 105 negara dan wilayah serta 3.800 orang telah meninggal, sebagian besar di China daratan, menurut penghitungan Reuters.

Upaya China untuk mengekang wabah virus corona telah mengganggu ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan memotong pengiriman ke importir minyak terbesar.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Dampaknya Menurut Sri Mulyani

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak akan mengalami kontraksi pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 2009. Badan itu memangkas perkiraan tahunannya dan mengatakan bahwa permintaan akan berkontraksi sebesar 90.000 barrel per hari pada 2020 dari 2019.

Bank-bank besar juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan mereka. Morgan Stanley memperkirakan China akan memiliki pertumbuhan permintaan nol pada 2020, sementara Goldman Sachs melihat kontraksi 150.000 barrel per hari dalam permintaan global.

Bank of America mengurangi perkiraan harga minyak mentah Brent menjadi 45 dollar AS pada 2020 dari 54 dollar AS per barel.

"Pergeseran radikal dalam kebijakan menunjukkan bahwa Saudi akan memungkinkan persediaannya meningkat tajam selama tiga kuartal berikutnya," kata laporan Riset Global Bank of America.

"Sebagai hasilnya, kami sekarang memperkirakan harga minyak Brent untuk sementara turun ke kisaran 20 dolar AS selama beberapa minggu mendatang," tambahnya.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Anjlok ke Level Terendah sejak Perang Teluk

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com