Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Tenang Berinvestasi Saat Pasar Bergejolak akibat Virus Corona

Kompas.com - 16/03/2020, 16:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham dan pasar keuangan cenderung bergejolak dalam sepekan terakhir akibat penyebaran virus corona yang pesat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot secara dramatis, hingga perdagangan di lantai bursa sempat beberapa kali dihentikan sementara.

Begitu pula nilai tukar rupiah yang terus melemah.

Baca juga: Pasar Bergejolak, Ini Tips Menyusun Portofolio Investasi Anda

Di tengah kondisi pasar yang bergejolak, tak mengherankan bila banyak investor, khususnya investor baru, merasa khawatir dan cemas. Bagaimana tidak, indeks saham yang anjlok bisa menggerogoti investasi.

Namun demikian, perlu diingat bahwa badai pasti berlalu. Oleh karena itu, di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini, ada baiknya menilik kembali investasi Anda.

Dilansir dari CNBC, Senin (16/3/2020), menurut Steve Brice, chief investment strategist di Standard Chartered Private Bank, banyak pelaku pasar sudah melakukan price in terkait adanya risiko resesi akibat virus corona.

Namun, kondisi ini dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk menambah eksposur investasinya, ketimbang panik dan melakukan aksi jual.

Brice menyebut, penting bagi investor untuk mengingat bahwa prinsip investasi paling dasar adalah lakukan secara gradual dan diversifikasi.

Baca juga: Harga Minyak dan IHSG Merosot, Investasi Apa yang Cocok?

"Volatilitas pasar adalah sesuatu yang harus dipersiapkan oleh investor, meskipun volatilitas baru-baru ini cukup ekstrim. Mulailah dengan jumlah kecil dan pastikan Anda melakukan diversifikasi di kelas-kelas aset utama (saham, obligasi, uang tunai, dan emas), serta sektor-sektor utama," ungkap Brice.

Sementara itu, Lorna Tan, kepala literasi perencanaan keuangan di DBS Singapura menuturkan, periode volatilitas menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham dan mengukur toleransi risiko investor.

Tan pun menyarankan Anda melakukan 4 hal ini agar tetap tenang berinvestasi di tengah kondisi pasar yang bergejolak.

1. Berinvestasi untuk jangka panjang

Pastikan Anda memiliki simpanan uang tunai setara tiga hingga enam bulan gaji untuk kondisi darurat. Pasalnya, uang yang Anda investasikan di pasar saham harus 'dikunci' untuk jangka panjang.

Baca juga: Virus Corona Ancam Ekonomi, Ini Instrumen Investasi yang Patut Dilirik

2. Tambah investasi secara gradual

Investasikan sejumlah uang secara teratur di produk investasi yang sama dalam jangka waktu yang panjang. Ini memungkinkan Anda membeli lebih banyak unit ketika harga rendah dan membeli lebih sedikit ketika harga tinggi.

3. Manfaatkan bunga

Waktu di pasar lebih penting daripada menentukan waktu pasar. Raup pendapatan dari bunga yang Anda terima dengan tetap berpegang pada rencana investasi yang disiplin.

4. Diversifikasi

Pertimbangkan instrumen investasi berbiaya rendah dan dikelola secara pasif, misalnya adalah reksa dana. Instrumen investasi ini memberikan Anda eksposur terhadap beragam saham maupun obligasi.

Baca juga: OJK: Masih Banyak Masyarakat Tidak Paham Risiko Investasi

Bagaimana kondisi ke depannya?

Sebagian besar pakar keuangan meyakini perbaikan kondisi ekonomi dan pasar akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

"Sejarah telah membuktikan bahwa pasar akan kembali menguat seiring berjalannya waktu," terang Tan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com