Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 9 Negara Eropa yang Berencana Terbitkan Obligasi Corona, Apa Itu?

Kompas.com - 26/03/2020, 14:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

LONDON, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di kawasan Eropa kian mengkhawatirkan, sehingga pemerintah negara-negara di sana harus memikirkan cara baru untuk memitigasi dampaknya ke perekonomian.

Dilansir dari CNBC, Kamis (26/3/2020), sebanyak sembilan negara di Eropa mendorong negara-negara lainnya yang tergabung dalam Uni Eropa untuk menerbitkan Corona Bonds atau Obligasi Corona.

Ini adalah instrumen utang baru yang dapat memadukan sekuritas dari negara-negara yang berbeda.

Baca juga: Lawan Corona, Bank Sentral Eropa Gelontorkan Rp 12.315 Triliun

Obligasi ini menjadi isu kontroversial yang menimbulkan anggapan berbeda-beda di antara 27 negara Uni Eropa.

Pejabat-pejabat konservatif di Jerman, Belanda, dan Austria seringkali khawatir dengan langkah penerbitan obligasi bersama dengan negara-negara yang lebih berisiko seperti Italia, Yunani, dan Portugal.

Meskipun demikian, faktanya kini Eropa sedang dalam krisis, setelah mengalami peningkatan tajam kasus positif virus corona. Beberapa negara pun melakukan lockdown.

Hingga Rabu (25/3/2020) pagi waktu setempat, sudah lebih dari 182.000 kasus virus corona dikonfirmasi di kawasan Eropa.

"Kita perlu mengenali tingkat keparahan situasi dan perlunya tindakan lebih lanjut untuk menopang perekonomian kita hari ini," kata kepala negara Italia, Prancis, Belgia, Yunani, Portugal, Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Luxembourg, dalam pernyataan bersama.

Baca juga: Akibat Corona, Pendapatan Perusahaan AS dan Eropa di China Diprediksi Anjlok hingga 50 Persen

Virus corona telah membuat negara-negara ekonomi utama Uni Eropa terhenti, lantaran warga harus berdiam di rumah.

Restoran, bioskop, dan toko ritel lainnya tutup, dan maskapai penerbangan tak bisa mengangkut penumpang. Korban tewas di seluruh Eropa terus meningkat, dengan Italia mencatatkan angka kematian lebih tinggi dibandingkan China.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com