Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesia Ekspor Baja ke AS

Kompas.com - 09/04/2020, 12:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia mengekspor baja ke sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat seiring menurunnya utilisasi produk tersebut di pasar domestik.

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari mengatakan, ekspor produk baja ke luar negeri menjadi langkah yang strategis saat ini.

“Pada dasarnya kalau untuk baja ini kita butuh untuk pemenuhan dalam negeri sendiri. Tapi jika ekspor dilakukan oleh industri yang produknya secara suplai sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri, itu (ekspor) sebagai diversifikasi pasar. Jadi itu (ekspor) memang kita dorong,” katanya di Jakarta, Kamis (9/4/2020) .

Baca juga: Banjir Baja Impor Asal China, Korporasi Dalam Negeri Kelimpungan

Ia mengatakan, langkah ekspor merupakan langkah yang sangat tepat karena saat ini utilisasi baja tengah menurun hingga 50 persen karena pemerintah tengah terfokus dalam penanganan virus corona.

Namun ia menegaskan, Kemenperin tetap mengawal industri-industri baja agar tetap berjalan sehingga perekonomian tetap berjalan dengan baik.

“Karena sekarang kan untuk produk hilir permintaannya sedang berkurang. Karena orang perbelanjaan banyak ke obat-obatan, masker, dan perlengkapan kesehatan. Jadi kita berharap adanya diversifikasi pasar dengan melakukan terobosan ekspor. Jadi kita harapkan dengan adanya ekspor ini industri dapat bertahan dalam situasi seperti sekarang ini,” kata Dini.

Menurut Dini, guna mendorong terobosan ekspor ini pemerintah juga telah melakukan berbagai cara yang dapat memudahkan pelaku industri baja menembus pasar mancanegara.

Selain menjamin suplai bahan baku dalam negeri sehingga rantai pasok tetap terjaga, pemerintah juga mempunyai fasilitas perjanjian perdagangan bebas atau FTA dengan negara mitra untuk menurunkan bea masuk produk dari Indonesia.

Baca juga: Bisnis Krakatau Steel, BUMN Baja tapi Jadi Developer Rumah Tipe 52

Selanjutnya mengenai standar yang dibutuhkan untuk menembus pasar ekspor, Dini menjelaskan, pada dasarnya Standar Nasional Indonesia atau SNI produk baja yang disusun dalam negeri sebagian besar juga sudah mengacu pada standar internasional.

“SNI yang disusun dalam negeri sebagian besar sudah mengacu pada standar standar internasional jepang atau JIS dan ASTM (American Soicety for Testing and Materials). Sehingga secara umum standar internasional dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri apabila industri tersebut sudah memenuhi SNI,” katanya.

Pada Rabu (8/4/2020), PT Tata Metal Lestari, produsen BJLAS (Baja Lapis Alumunium Seng) dan BJLS (Baja Lapis Seng) dalam negeri yang berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon Cikarang, untuk pertama kalinya mengekspor produk mereka ke beberapa negara, di antaranya Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Kanada.

Vice Presiden PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi mengatakan, pada hatap awal ini total BJLAS dan BJLS yang diekspor mencapai 300 ton.

Namun untuk selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 2.000 ton-3.000 ton per bulan dengan nilai 1,6-2 juta dollar AS.

Ia menambahkan, ekspor ini menunjukkan bahwa baja produksi perusahaan 100 persen milik Indonesia (PMDN) ini, bisa bersaing di pasar internasional, dan memiliki standar mutu yang diakui secara internasional.

Baca juga: Keluhkan Serbuan Baja China, Bos Krakatau Steel Serukan Petisi Anti-dumping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com