Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Facebook, Miliarder India Kembali Jadi Orang Terkaya di Asia

Kompas.com - 23/04/2020, 12:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com - Konglomerat India Mukesh Ambani kembali dinobatkan sebagai orang terkaya di Asia.

Ini menyusul kesepakatan kerja sama antara perusahaannya dengan Facebook Inc yang akhirnya membuat harga saham perusahaan milik Ambani melonjak.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (23/4/2020), kekayaan Ambani bertambah sekitar 4,7 miliar dollar AS menjadi 49,2 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 769,5 triliun (kurs Rp 15.569 per dollar AS) pada Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Jack Ma Jadi Orang Terkaya di Asia, Geser Miliarder India

Lonjakan kekayaan Ambani terjadi setelah saham Reliance Industries Ltd miliknya meroket 10 persen.

Dengan demikian, kekayaan Ambani melebihi kekayaan pendiri Alibaba Jack Ma yang sebelumnya memegang gelar orang terkaya di Asia.

Facebook akan membeli sekitar 10 persen saham Jio Platform yang dimiliki oleh Ambani. Nilai transaksinya mencapai 5,7 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 88,7 triliun.

Ini merupakan investasi terbesar Facebook sejak mencaplok WhatsApp pada tahun 2014 silam. Langkah ini dilakukan Facebook guna menancapkan kukunya lebih dalam di India, pasar global terbesarnya.

Baca juga: Facebook Larang Iklan Hand Sanitizer Hingga Alat Tes Virus Corona

Dengan aksi korporasi tersebut, maka Facebook dan Jio akan berada dalam satu payung operasional di India.

"Inti dari kemitraan kami adalah kesamaan komitmen Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan saya untuk transformasi digital di seluruh India," kata Ambani dalam video yang diunggah di laman Facebook Jio.

Menurut Ambani, Facebook sudah sangat lekat dalam kehidupan masyarakat India, begitu juga dengan WhatsApp.

"WhatsApp telah menjadi kosakata harian masyarakat kami dalam 23 bahasa resmi di India," imbuh Ambani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com