JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian masih terus melakukan pemantauan terhadap pasokan 11 bahan pangan pokok, salah satunya bawang merah.
Dari pemantauan tersebut diketahui di beberapa tempat dijumpai adanya kenaikan harga akibat panen raya yang mundur.
Misalnya di wilayah Brebes, jadwal panen raya mundur, karena awal musim hujan baru dimulai bulan Desember lalu.
Baca juga: BI: Inflasi April 0,18 Persen, Bawang Merah Jadi Penyumbang Terbesar
"Jadi ya memang sudah jadwalnya petani tanam padi dulu, baru sesudahnya tanam bawang merah. Mulai tanam raya juga baru bulan Maret kemarin kalau tanam di musim hujan gitu biaya produksinya otomatis lebih mahal, belum lagi ancaman serangan penyakit dan potensi kebanjiran di beberapa lokasi,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (4/5/2020).
Yulia mengakui pasokan ke Jakarta memang relatif berkurang. Namun hal itu akan teratasi dengan panen raya akan terjadi beberapa hari menjelang Lebaran.
“Setidaknya ada 1.600 hektar yang siap dipanen bulan Mei ini. InshaAllah kalau untuk pasokan menjelang lebaran aman bahkan sampai setelah lebaran nanti karena panen berlangsung terus susul menyusul,” jelas Yulia.
Sementara itu Direktur Jendral Hortikultura Prihatso Setyanto yakin pasokan dan harga bawang merah secara nasional, berangsur normal seiring panen raya di beberapa sentra dalam waktu dekat.
“Memang terjadi pergeseran musim tanam akibat anomali iklim. Akibatnya jadwal panen raya juga sedikit bergeser,"katanya.
Bahkan pihaknya akan membantu bila diperlukan subsidi ongkos kirim dan operasi pasar bila terjadi harga yang tidak wajar di pasaran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.