Transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar 2,9 miliar dolar AS, setelah pada kuartal sebelumnya sempat surplus sebesar 12,6 miliar dolar AS. Defisit transaksi modal terutama dipengaruhi oleh defisit investasi portofolio.
"Defisit investasi portofolio ini dipicu besarnya aliran modal keluar akibat kepanikan pasar keuangan global terhadap pandemi COVID-19," ujar Onny.
Baca juga: Luhut Lihat Karakter Asli Bangsa Indonesia Muncul Saat Pandemi Covid-19
Dengan perkembangan tersebut, kata Onny, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) kuartal I 2020 defisit sebesar 8,5 miliar dolar AS, dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2020 sebesar 121,0 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.
Namun dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia, yang berkoordinasi dengan pemerintah dan OJK, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali membaik.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," pungkas Onny.
Baca juga: Laboratorium Hewan Kementan Disulap untuk Uji Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.