Bendahara Negara itu pun menjelaskan, dalam menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut harapannya tidak dibarengi dengan kemunculan gelombang baru virus corona. Sebab, jika gelombang penularan kedua tidak terjadi, akselerasi perekonomian bisa terealisasi pada kuartal IV tahun ini.
"Saya berdoa tidak terjadi gelombang kedua, berdoa dan berupaya," ujar dia.
"Tapi, kalau second wave tadi terjadi, kemudian relaksasi diturunkan lagi, tapi bantalan sosial tadi kan sudah masuk," sambungnya.
Baca juga: Telkom: Bagaimana Pasang BTS kalau Tidak Ada Listrik?
Dia pun memaparkan, perekonomian RI berada dalam tekanan paling berat pada kuartal II tahun ini. Hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan PSBB yang dilakukan serentak di banyak wilayah di Indonesia pada periode April hingga Maret 2020.
Dengan demikian, pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen.
"Meski kuartal I masih tumbuh 2,97 persen, tapi kuartal II kontraksi akan terjadi karena ini memang full PSBB diberlakukan di berbagai tempat dengan kontribusi ekonomi yang sangat besar, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: [POPULER MONEY] Konsekuensi Harga BBM Turun | Agoraphobia BUMN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.