Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Saya Berdoa Tidak Terjadi Gelombang Kedua Covid-19

Kompas.com - 17/06/2020, 08:00 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak ingin ada gelombang kedua Covid-19 di Indonesia.

Ia mengatakan, Indonesia masih mampu untuk menghindari resesi atau kinerja ekonomi minus pada dua kuartal berturut-turut tahun ini.

Sebab, meski pada kuartal II tahun ini laju perekonomian diproyeksi akan minus, kinerja perekonomian pada kuartal III diyakini bisa mendekati 0 persen atau bahkan lebih.

"Kami harap situasi terdalam terjadi di Mei, Juni kemungkinan juga masih kontraksi, namun tidak sedalam Mei," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (16/6/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi Anggaran Kesehatan Masih Kecil, Baru 1,54 Persen

"Nah, kita kuartal I masih 3 persen, kuartal II mungkin negatif, di kuartal III diharap bisa pulih mendekati 0 persen, so technically itu enggak resesi," sambung dia.

Untuk itu, dia menilai setelah dalam waktu setidaknya empat bulan kegiatan perekonomian sempat terhenti perlu dilakukan pemulihan. Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan diharapkan dapat menjaga kinerja perekonomian.

Selain itu, stimulus yang diberikan pemerintah baik stimulus untuk bidang kesehatan serta pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang digelontorkan, baik untuk UMKM maupun sektor usaha lainnya, dapat terealisasi dengan baik dan meminimalkan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

"Ini perjuangan yang luar biasa berat. Dan fokus kita, policy pemulihan tadi kalau sudah ditaruh melalui APBN dampak pemulihan diharapkan jadi minimal," ucap dia.

Baca juga: Larangan Dicabut, Masker dan APD Kini Boleh Diekspor Lagi

Bendahara Negara itu pun menjelaskan, dalam menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut harapannya tidak dibarengi dengan kemunculan gelombang baru virus corona. Sebab, jika gelombang penularan kedua tidak terjadi, akselerasi perekonomian bisa terealisasi pada kuartal IV tahun ini.

"Saya berdoa tidak terjadi gelombang kedua, berdoa dan berupaya," ujar dia.

"Tapi, kalau second wave tadi terjadi, kemudian relaksasi diturunkan lagi, tapi bantalan sosial tadi kan sudah masuk," sambungnya.

Baca juga: Telkom: Bagaimana Pasang BTS kalau Tidak Ada Listrik?

Dia pun memaparkan, perekonomian RI berada dalam tekanan paling berat pada kuartal II tahun ini. Hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan PSBB yang dilakukan serentak di banyak wilayah di Indonesia pada periode April hingga Maret 2020.

Dengan demikian, pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen.

"Meski kuartal I masih tumbuh 2,97 persen, tapi kuartal II kontraksi akan terjadi karena ini memang full PSBB diberlakukan di berbagai tempat dengan kontribusi ekonomi yang sangat besar, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," kata dia.

Baca juga: [POPULER MONEY] Konsekuensi Harga BBM Turun | Agoraphobia BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com