Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Soal Prakerja: Mau Pelatihan Seupil Saja, Pokoknya Harus Ada Pelatihan

Kompas.com - 17/06/2020, 15:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Kartu Prakerja digadang-gadang jadi salah satu cara mengurangi angka pengangguran. Saat pandemi virus corona atau Covid-19, program ini juga difungsikan sebagai jaringan pengaman sosial.

Kartu Pekerja sendiri merupakan salah satu janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pilpres 2019. Dia menjanjikan pengangguran bisa mendapatkan insentif dan diberikan pelatihan secara gratis bersertifikat.

Banyak kalangan yang mengkritik pelatihan online Kartu Prakerja. Kursus online Kartu Prakerja dinilai kurang efektif, lantaran masyarakat lebih membutuhkan bantuan tunai dibandingkan pelatihan daring.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, menegaskan pemerintah tak bisa serta merta mengganti program pelatihan di Kartu Prakerja dan mengalihkannya menjadi bantuan tunai.

Baca juga: Awal Mula Program Kartu Prakerja Mendadak Jadi Kursus Online

"Ya, tidak bisa. Kalau kamu hilangkan (pelatihan) dan cuma kasih duit doang, kamu melanggar perpres. Kamu masuk bui. Sementara kami tidak memiliki mekanisme untuk yang kasih duit saja ke 40 persen (penduduk) di tengah ini," kata Denni seperti dikutip dari Harian Kompas, Rabu (17/6/2020).

"Jadi Kartu Prakerja itu harus ada pelatihannya. Mau pelatihan seupil saja, pokoknya harus ada pelatihan karena aturannya begitu," kata dia lagi.

Menurut Denni, selain kursus online, Kartu Prakerja juga memberikan insentif uang kepada pesertanya. Kartu Pekerja juga jadi program yang saling melengkapi dalam upaya mengurangi dampak ekonomi dari Covid-19.

"Ketika ada Covid-19, untuk membantu mereka yang miskin cukup dengan tambah bantuan di Kartu Bantuan Pangan Non-Tunai. Tapi itu hanya untuk 40 persen (penduduk Indonesia) ke bawah, yang pengeluaran rumah tangganya per bulan Rp 3,7 juta," ujar dia.

Baca juga: Survei: Dana Kartu Prakerja Sebaiknya Dialokasikan untuk Sembako dan BLT

Dikatakannya, banyak sekali warga terdampak Covid-19 masuk dalam daftar penerima Kartu Bantuan Pangan Non-Tunai. Sehingga, bantuan dari Kartu Prakerja dirasa sangat membantu.

Bantuan pelatihan online senilai Rp 1 juta per peserta, juga bisa membantu meningkatkan keterampilan bagi mereka yang terdampak langsung Covid-19, seperti korban PHK dan pengangguran.

"Tapi apakah dampak Covid-19 hanya mengenai yang pengeluarannya Rp 3,7 juta per bulan? Enggak kan. Semua kalangan kena. Nah yang 40 persen kelompok warga yang ekonominya di tengah, terutama yang dekat dengan yang kelompok di bawah, mereka itu sempoyongan terkena dampak Covid. Dan itu nyata," kata dia.

Denni mengakui, pemerintah tak memiliki data masyarakat terdampak Covid-19 yang berada di tidak tersentuh bantuan. Kata dia, mereka inilah yang bisa disasar bantuan dari Kartu Prakerja.

Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 4 Tidak Lama Lagi Akan Rilis...

"Tak hanya tak ada datanya. Tapi juga tidak ada instrumennya untuk penyaluran bantuan. Pemerintah kan tidak bisa menjatuhkan uang dari helikopter. Harus ada payung hukumnya," ungkap Denni.

"Pak Jokowi melihat itu. Jadi bagaimana menolong orang yang ada di 40 persen tengah itu. Nah, Kartu Prakerja ini sudah ada insentif pasca-pelatihan dan pascasurvei. Dan saat itu sudah ada payung hukumnya berupa peraturan presiden (perpres) yang terbit Februari," kata dia lagi.

Menurut dia, awal mulanya, tak ada pelatihan yang dirancang diselenggarakan secara online. Ide kursus online Kartu Prakerja muncul setelah merebaknya pandemi wabah virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com