Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Airlangga: Transformasi Ekonomi Pasca-pandemi Butuh Teknologi Informasi

Kompas.com - 19/06/2020, 13:55 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Selain meningkatkan kompetensi melalui kartu prakerja selama pandemi, pemerintah juga terus melakukan program strategis nasional, dan mendorong UMKM memanfaatkan platform digital.

“Kemarin terjadi penambahan UMKM dalam waktu yang tidak terlalu lama, 14 Mei sampai 9 Juni, ada sekitar 301.000 UMKM,” jelasnya.

Siapkan lumbung pangan

Pada kesempatan tersebut, Airlangga juga mengatakan pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan geopolitik dan arus internasional.

Baca juga: Antisipasi Pandemi Berikutnya, Wamenhan: Ketahanan Pangan Perlu Ditingkatkan

Hal ini kemudian memicu meningkatnya tensi dan protectionism dari banyak negara.

Menurutnya, beberapa negara mulai berpikir harus memproduksi sendiri beberapa rantai pasokan industri utama, seperti di sektor farmasi dan pangan.

Pemerintah Indonesia pun, menurut Airlangga, akan menyiapkan lumbung pangan dengan mengunjungi beberapa lumbung yang pernah dibuat di beberapa daerah.

“Bapak Presiden memberi arahan fokus pada satu lokasi, yaitu di Kalimantan Tengah, dan ditargetkan kawasannya 160.000 hektar dengan intensifikasi lahan yang sudah ada,” tuturnya.

Investasi di pariwisata kapal pesiar

Sebagai informasi, selain diikuti pemerintah, masyarakat umum, akademisi, dan pengusaha nasional, webinar tersebut juga dihadiri kalangan pengusaha internasional.

Baca juga: Airlangga Siap Tampung Keluhan UMKM Terkait Relaksasi Subsidi Bunga

Salah satunya adalah investor dari Spanyol, Santiago. Investor ini ingin melakukan investasi kapal pesiar secara langsung di indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Airlangga pun menyarankan untuk menyiapkan izin lebih dulu dan itu bisa dilakukan lewat Online Single Submission (OSS).

Dari situ, nanti akan terlihat berapa tagihan yang harus dibayarkan. Sebab, Indonesia juga membangun pelabuhan untuk kapal pesiar di Bali.

“Jadi isunya adalah regulasi dan proses bisnis untuk kapan akan dibuat dan protokol apa yang akan digunakan,” paparnya.

Adapun, webinar ini juga turut dihadiri Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Baca juga: Politisi Golkar: Jakarta Harus Siap Masuk Fase New Normal, Jangan Sampai Pandemi Ekonomi

Pada kesempatan tersebut, Hariyadi juga mengusulkan kepada pemerintah untuk berfokus pada penanganan pandemi.

“Bagaimanapun, tanpa penanganan yang tepat, perasaan masyarakat juga khawatir atau was was sehingga tidak dapat menciptakan permintaan atau demand,” ungkapnya.

Untuk itu, selain melakukan tes seperti biasa dia mengusulkan alat pelacakan agar dikeluarkan pemerintah, salah satunya adalah menggunakan aplikasi di ponsel pintar.

“Kalau di negara-negara lain sudah ada tools yang dikaitkan dengan smartphone sehingga bisa mengisolasi orang-orang yang terbukti positif Covid-19,” jelasnya.

Baca juga: Wasekjen DPP Golkar: Kartu Prakerja Beri Peluang Peningkatan Keterampilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com